Teknologi digital telah menjadi penggerak utama perubahan di industri farmasi. Dengan memanfaatkan otomatisasi, komputerisasi, dan robotika, industri ini berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan. Pertumbuhan pasar farmasi digital yang pesat, mencapai 14,42% per tahun, menunjukkan betapa pentingnya peran teknologi dalam masa depan industri farmasi.
Di era farmasi yang semakin digital ini, apoteker perlu memiliki kemampuan khusus dalam menggunakan teknologi. Selain keahlian teknis, apoteker juga harus bisa berinteraksi dengan pasien dengan baik, memahami obat-obatan, dan membuat keputusan yang tepat. Penting untuk diingat bahwa teknologi hanya alat bantu. Apoteker tetap harus memiliki empati dan kemampuan untuk menilai situasi yang kompleks.
Dalam industri farmasi, sistem digital mencakup penggunaan teknologi informasi seperti komputer, software, dan perangkat keras lainnya untuk mengelola berbagai proses, mulai dari produksi obat, distribusi, hingga pelayanan kepada pasien di apotek.
Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem farmasi digital. Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk mendistribusikan obat, tetapi juga berperan sebagai konsultan kesehatan. Dengan adanya teknologi digital, apoteker dapat memanfaatkan data pasien untuk memberikan rekomendasi pengobatan yang lebih tepat. Misalnya, penggunaan aplikasi mobile memungkinkan apoteker untuk berkomunikasi secara langsung dengan pasien mengenai penggunaan obat dan efek sampingnya.
Sumber : https://vmedis.com/
Berikut adalah beberapa komponen utama sistem digital dalam farmasi:
- Manajemen Persediaan
- Sistem Informasi Rantai Pasokan (SCM): Sistem ini seperti otak yang mengatur semua kegiatan terkait persediaan obat dan bahan baku di perusahaan farmasi. Dengan sistem ini, perusahaan bisa tahu persis berapa banyak obat yang ada, kapan harus memesan lagi, dan bagaimana cara mengirim obat ke tempat yang tepat.
- RFID (Radio-Frequency Identification): RFID adalah teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk melacak setiap produk atau bahan baku secara real-time. Bayangkan seperti memberikan identitas unik pada setiap barang, sehingga kita bisa tahu persis di mana barang itu berada setiap saat.
- Resep Elektronik
- E-Prescribing: Dokter dan apoteker dapat mengirim resep elektronik secara langsung melalui sistem komputer, mengurangi potensi kesalahan dan meningkatkan efisiensi.
- Manajemen Informasi Pasien
- Sistem Rekam Medis Elektronik (EMR): Ini seperti membuat file digital untuk setiap pasien yang berisi semua informasi kesehatan mereka. Dengan sistem ini, dokter dan perawat bisa mengakses informasi pasien dengan cepat dan mudah, tanpa perlu mencari-cari berkas kertas.
- Personalisasi Pengobatan: Bayangkan seperti membuat resep khusus untuk setiap orang. Dengan melihat riwayat kesehatan pasien di sistem digital, dokter bisa memilih obat dan dosis yang paling sesuai, sehingga pengobatan akan lebih efektif dan aman.
- Farmakovigilans
- Pelaporan Efek Samping: Sistem digital memungkinkan pelaporan efek samping obat oleh pasien dan profesional kesehatan. Data ini membantu otoritas pengawas mengidentifikasi risiko dan mengambil tindakan yang sesuai.
- Pengembangan Obat dan Penelitian Klinis
- Bioinformatika dan simulasi molekuler adalah dua teknologi penting yang membantu mempercepat proses pengembangan obat. Dengan bantuan komputer, para ilmuwan bisa mempelajari obat-obatan secara sangat detail, seperti melihat bentuknya yang sangat kecil dan bagaimana obat itu bekerja di dalam tubuh. Dengan begitu, mereka bisa menemukan obat baru yang lebih baik dan lebih cepat.
- Telemedisin
- Konsultasi Jarak Jauh: Dalam beberapa situasi, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter melalui video atau platform telemedisin untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan jarak jauh.
- Manajemen Kualitas dan Pemantauan Proses
- Sistem Manajemen Kualitas: Mengelola proses produksi dan memastikan obat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
- Pemantauan Proses: Menggunakan sensor dan pemantauan real-time untuk mengendalikan proses produksi farmasi.
- Pasar Farmasi Digital
- Pasar Farmasi Online: Pasien dapat memesan obat dan produk kesehatan secara online melalui platform e-commerce farmasi.
- Keamanan Data dan Kepatuhan
- Penting untuk menjaga keamanan data pasien dan mematuhi regulasi yang berlaku seperti HIPAA di Amerika Serikat atau GDPR di Uni Eropa.
Teknologi internet telah membawa perubahan besar dalam dunia farmasi rumah sakit. Dengan internet, apotek rumah sakit sekarang dapat mengakses informasi terkini tentang obat-obatan, penelitian terbaru, dan praktik terbaik dari seluruh dunia secara cepat dan mudah. Ini memungkinkan apoteker untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada pasien. Misalnya, mereka dapat dengan mudah mencari informasi tentang interaksi obat, efek samping, atau dosis yang tepat. Selain itu, internet juga memudahkan apoteker untuk berkomunikasi dengan kolega di seluruh dunia, berbagi pengetahuan, dan mendapatkan dukungan.
Untuk membangun ekosistem farmasi digital yang terintegrasi, diperlukan kerja sama yang erat antara berbagai pihak, termasuk apoteker, pengembang teknologi, dan pembuat kebijakan. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dapat berperan sebagai fasilitator dalam mendorong inovasi dan kolaborasi di bidang ini. PAFI dapat menyelenggarakan program pelatihan, workshop, dan konferensi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kefarmasian dalam memanfaatkan teknologi digital dalam praktik sehari-hari.
Pengembangan ekosistem farmasi digital membutuhkan sinergi yang kuat antara profesi kefarmasian dan teknologi informasi. Dengan memanfaatkan inovasi digital, apoteker dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperkaya layanan pasien, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Kendati demikian, tantangan seperti keamanan data dan infrastruktur yang memadai perlu diatasi agar transformasi digital di sektor farmasi dapat berjalan dengan sukses.
Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 telah mendorong percepatan digitalisasi di sektor kesehatan. Salah satu poin penting dalam peraturan tersebut adalah kewajiban bagi semua fasilitas kesehatan untuk menerapkan sistem pencatatan rekam medis elektronik. Hal ini menandai berakhirnya era rekam medis berbasis kertas dan dimulainya era baru di mana data kesehatan pasien dikelola secara digital.
Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang apoteker yang telah terbiasa melakukan pelayanan dengan metode konvensional, seperti menghitung stok fisik obat obatan secara manual.
Membangun ekosistem farmasi digital melalui kolaborasi antara apoteker dan teknologi adalah langkah penting untuk meningkatkan layanan kesehatan. Dengan memanfaatkan teknologi, apoteker dapat memberikan layanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih terjangkau bagi pasien. Kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan apoteker dan pasien, tetapi juga berkontribusi pada sistem kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
Sumber
- Champagne HA, Leclerc DO, Jalan menuju kesuksesan digital di bidang farmasi. https://www.mckinsey.com/industries/life-sciences/our-insights/the-road- to-digital-success-in-pharma
- Nunes-da-Cunha I, Arguello B, Martinez FM, dkk. Perbandingan Perawatan Berpusat pada Pasien dalam Kurikulum Farmasi di Amerika Serikat dan Eropa. Am J Pharm Educ. 2016; 80 (5):83. doi: 10.5688/ajpe80583. C. Laudon, P. Jane Laudon, Kenneth. 2004. Management Information Systems. Pearson International. https://media.neliti.com/media/publications/78723-ID-none.pdf
- Huber C, Gärtner C. Transformasi digital dalam pekerjaan profesional kesehatan: Dinamika otonomi, kontrol, dan akuntabilitas. Manage Revue. 2018; 29 :139–61. doi: 10.5771/0935-9915-2018-2139. https://research.cbs.dk/en/publications/digital-transformations-in- healthcare-professionals-work-dynamics
- Sumber Gambar : https://itb.ac.id/
Penulis : Regita Shaomitha – UBP Farmasi – FM22A