Industri 4.0 telah membawa transformasi di berbagai sektor, termasuk di bidang kesehatan dan farmasi. Era ini ditandai dengan adanya teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), big data, dan artificial intelligence (AI), yang semuanya berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi serta penghantaran obat. Di antara berbagai inovasi yang muncul, teknologi nano menjadi salah satu yang paling menjanjikan. Teknologi ini memungkinkan pengembangan sistem penghantaran obat yang lebih efisien, tepat sasaran, dan ramah lingkungan.
Teknologi nano, yang beroperasi pada skala nanometer, menawarkan cara baru untuk merancang dan memformulasi obat. Dengan memanfaatkan sifat fisik dan kimia nanopartikel, peneliti dapat menciptakan sistem penghantaran yang tidak hanya meningkatkan bioavailabilitas obat tetapi juga meminimalkan efek samping. Hal ini menjadi sangat relevan dalam konteks pengobatan penyakit serius seperti kanker, di mana efektivitas terapi sering kali tergantung pada kemampuan obat untuk mencapai target sel secara akurat. Dengan teknologi nano, harapan baru muncul untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempercepat proses pengobatan.
Konsep dari Teknologi Nano
Gambar : Konsep Sistem Pengiriman Obat
Sumber: https://images.app.goo.gl/BgMMnNqfzRsHDxyy5
Teknologi nano mengacu pada manipulasi materi pada tingkat atom dan molekul, dan beroperasi pada skala yang sangat kecil, yaitu antara 1 hingga 100 nanometer. Pada skala ini, material menunjukkan sifat unik yang berbeda dari bentuk makronya, seperti peningkatan reaktivitas kimia, peningkatan kekuatan mekanik, dan sifat optik yang berbeda. Dalam farmasi, nanopartikel dapat dirancang untuk memuat obat dan berfungsi sebagai kendaraan penghantaran yang lebih efisien.
Penggunaan teknologi nano dalam farmasi menawarkan berbagai keuntungan. Misalnya, nanopartikel dapat dirancang untuk meningkatkan kelarutan obat yang biasanya sulit larut dalam air, sehingga meningkatkan bioavailabilitasnya. Ketika obat berada dalam bentuk nanopartikel, ia dapat lebih mudah diserap oleh tubuh, yang memungkinkan dosis yang lebih rendah dengan efektivitas yang lebih tinggi. Selain itu, nanopartikel dapat disesuaikan dengan modifikasi permukaan untuk menargetkan sel atau jaringan tertentu, yang sangat penting dalam terapi kanker di mana pengobatan harus diarahkan secara akurat untuk meminimalkan kerusakan pada jaringan sehat.
Berbagai jenis nanopartikel, termasuk liposom, nanokristal, dan nanopartikel polimer, telah diteliti dan diterapkan dalam pengembangan sistem penghantaran obat. Misalnya, liposom adalah vesikel yang terdiri dari lipid yang dapat memuat obat dan meningkatkan penetrasi melalui membran sel. Teknologi nano tidak hanya meningkatkan kemampuan penghantaran obat, tetapi juga memungkinkan pengembangan formulasi yang dapat melepaskan obat secara bertahap, meningkatkan keefektifan terapi secara keseluruhan.
Penghantaran Obat Tekhnologi Nano
Penghantaran obat yang lebih tepat sasaran adalah salah satu keunggulan utama dari teknologi nano. Sistem penghantaran tradisional seringkali menyebabkan obat tersebar ke seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan efek samping yang signifikan dan mengurangi efektivitas terapi. Dengan menggunakan nanopartikel sebagai kendaraan penghantaran, obat dapat dikemas dalam bentuk yang lebih kecil dan diformulasikan untuk mengarah langsung ke sel target. Hal ini memungkinkan pengobatan yang lebih efisien dan terfokus, terutama dalam kasus-kasus seperti terapi kanker di mana sel-sel tumor harus diserang tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Gambar : Inovasi Tekhnologi Nano Pada Obat
Sumber: https://images.app.goo.gl/w1mJa9E1FQXcpVVBA
Salah satu strategi yang digunakan dalam teknologi penghantaran obat berbasis nano adalah penggunaan antibodi atau ligan spesifik yang dapat dikenali oleh sel target. Dengan menempelkan ligan ini pada permukaan nanopartikel, peneliti dapat memastikan bahwa nanopartikel tersebut hanya terikat pada sel tertentu, seperti sel kanker. Ketika nanopartikel ini mencapai targetnya, mereka dapat melepaskan obat secara langsung ke dalam sel, memaksimalkan efek terapeutik dan mengurangi dosis yang diperlukan.
Penerapan teknologi nano dalam penghantaran obat juga mencakup pengembangan sistem yang responsif terhadap lingkungan. Misalnya, nanopartikel dapat dirancang untuk melepaskan obat hanya dalam kondisi tertentu, seperti pH yang rendah di dalam tumor atau adanya enzim spesifik. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pengobatan tetapi juga mengurangi potensi efek samping. Dengan demikian, teknologi nano memberikan harapan baru dalam meningkatkan kualitas pengobatan dan hasil klinis pasien.
Keuntungan Teknologi Nano
Penggunaan teknologi nano dalam penghantaran obat terdapat sejumlah keuntungan yang signifikan. Pertama, bioavailabilitas obat yang tinggi menjadi salah satu manfaat utama. Banyak obat memiliki bioavailabilitas rendah ketika diberikan secara oral karena proses metabolisme dan eliminasi yang cepat. Namun, dengan menggunakan nanopartikel, obat dapat dikemas dalam sistem yang lebih stabil, meningkatkan kelarutannya dan memfasilitasi penyerapan yang lebih baik oleh tubuh. Hasilnya, dosis obat yang lebih kecil dapat memberikan efek terapeutik yang lebih besar.
Kedua, kemampuan untuk melakukan penghantaran yang ditargetkan sangat penting dalam pengobatan penyakit kompleks seperti kanker. Dengan nanopartikel, obat dapat langsung menuju sel kanker, meningkatkan kemungkinan obat mencapai tujuan terapinya dan mengurangi kerusakan pada jaringan sehat. Ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pengobatan, tetapi juga mengurangi efek samping yang sering dialami pasien, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka.
Ketiga, teknologi nano juga memungkinkan pengendalian pelepasan obat yang lebih baik. Sistem nano dapat dirancang untuk melepaskan obat secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan terapi. Pendekatan ini sangat berguna dalam pengobatan kronis, di mana pengaturan dosis yang tepat sangat penting untuk menjaga konsentrasi obat dalam plasma darah pada tingkat yang efektif. Dengan kontrol yang lebih baik atas waktu dan jumlah pelepasan obat, pasien dapat mengalami perawatan yang lebih konsisten dan efektif.
Tantangan Teknologi Nano
Meski banyak keuntungan yang ditawarkan, implementasi pada teknologi nano dalam farmasi juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan keamanan dan biokompatibilitas nanopartikel. Penggunaan material baru pada skala nano dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada tubuh, dan oleh karena itu, evaluasi keamanan yang mendalam sangat diperlukan sebelum produk nano dapat dipasarkan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami interaksi nanopartikel dengan sel-sel biologis dan sistem tubuh secara keseluruhan.
Tantangan lainnya adalah regulasi yang berkaitan dengan produk nano. Karena teknologi ini masih relatif baru, banyak negara belum memiliki kerangka regulasi yang jelas mengenai pengembangan dan penggunaan produk berbasis nano. Ini dapat menghambat inovasi dan penerapan teknologi ini di industri farmasi. Kolaborasi antara peneliti, produsen, dan lembaga regulasi sangat penting untuk menciptakan pedoman yang aman dan efektif dalam penggunaan teknologi nano.
Selain itu, tantangan dalam produksi skala besar juga perlu diperhatikan. Proses pembuatan nanopartikel yang kompleks dan biaya tinggi dapat menjadi kendala dalam pengembangan dan distribusi produk farmasi berbasis nano. Oleh karena itu, penelitian tentang metode produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi nano dapat diakses secara luas di pasar.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah di era Industri 4.0, teknologi nano menawarkan potensi besar untuk meningkatkan cara kita mengembangkan dan mendistribusikan obat. Dengan kemampuannya untuk meningkatkan bioavailabilitas, menyediakan penghantaran yang ditargetkan, dan mengontrol pelepasan obat, teknologi ini memiliki kapasitas untuk merevolusi praktik farmasi. Namun, tantangan yang ada, seperti masalah keamanan, regulasi, dan produksi, harus diatasi melalui penelitian yang terus menerus.
Penulis dan Afiliasi
Penulis: Evita Amalia Putri Adindika
Afiliasi: Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang
Daftar Pustaka.
- Patra, J. K., Das, G., Fraceto, L. F., et al. (2018). Nano based drug delivery systems: recent developments and future prospects. J Nanobiotechnol, 16, 71.
- Madaan, K., Kumar, S., Poonia, N., Lather, V., & Pandita, D. (2014). Dendrimers in drug delivery and targeting: Drug-dendrimer interactions and toxicity issues. J Pharm Bioallied Sci, 6(3), 139-150.
- Khan, I., Saeed, K., & Khan, I. (2019). Nanoparticles: Properties, applications and toxicities. Arabian Journal of Chemistry, 12(7), 908-931.
- Martien, R., Adhyatmika, I., Irianto, I. D. K., Farida, V., & Sari, D. P. (2012). Perkembangan teknologi nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat. Majalah Farmaseutik, 8(1). Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
- Zubaydah, W. O. S., Indalifiany, A., Yamin, S., Suryani, D. M., Sahumena, M. H., & Jannah, S. R. N. (2023). Formulasi dan karakterisasi nanoemulsi ekstrak etanol buah wualae (Etlingera Elatior (Jack) R.M. Smith). Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1(1), 22-37.
- Li, Z., Tan, S., Li, S., Shen, Q., & Wang, K. (2017). Cancer drug delivery in the nano era: An overview and perspectives. Oncol Rep, 38(2), 611-624.
- Sumber Gambar Sampul: https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/pengertian-nanoteknologi-dan-penerapannya/#
Penulis: Evita Amalia – FM22C – Farmasi UBP Karawang