Cloud computing adalah model penyampaian layanan teknologi informasi yang memungkinkan akses data, aplikasi, dan sumber daya komputasi melalui internet. Dalam konteks industri farmasi, cloud computing menyediakan platform untuk menyimpan, mengelola, dan menganalisis data yang diperlukan dalam penelitian, pengembangan, dan distribusi obat.
Cloud computing tidak membutuhkan pengelolaan langsung pengguna. Sebab, teknologi ini menerapkan konsep “berbagi sumber daya”. Sumber daya hanya akan diberikan jika terdapat permintaan. Oleh karena itu, komputasi awan umumnya menggunakan model “bayar sesuai pemakaian” sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk modal.
Komputasi awan atau cloud computing dapat memberikan banyak manfaat bagi industri farmasi, di antaranya:
- Efektivitas biaya
Perusahaan dapat menghemat biaya dengan menggunakan model bayar per penggunaan, sehingga hanya membayar untuk apa yang mereka gunakan.
- Sentralisasi data
Perusahaan dapat menyimpan dan mengakses data secara terpusat, termasuk informasi genetik, hasil uji klinis, dan catatan pasien.
- Fleksibilitas
Perusahaan dapat meningkatkan atau mengurangi sumber daya komputasinya sesuai kebutuhan.
- Keamanan data
Penyedia layanan cloud seperti Google dan Amazon mematuhi standar privasi data seperti HIPAA (Health Insurance Portability and Accountability Act) dan GDPR (General Data Protection Regulation).
- Komunikasi lintas perusahaan
Perusahaan dapat mengirim data dan informasi sensitif ke tenaga penjualan secara mudah dan cepat, terlepas dari lokasi geografis.
- Percepatan pengembangan obat
Perusahaan dapat menganalisis data dan melakukan simulasi untuk mempercepat proses pengembangan obat.
- Percepatan pengobatan pasien
Profesional medis dapat mengakses data dan analisis dengan cepat untuk mendiagnosis pasien secara akurat dan memulai perawatan yang tepat.
Cloud computing terdiri dari tiga model layanan utama:
- Infrastructure as a Service (IaaS): Menyediakan infrastruktur IT virtual, termasuk server, penyimpanan, dan jaringan.
- Platform as a Service (PaaS): Menyediakan platform untuk pengembangan dan pengujian aplikasi.
- Software as a Service (SaaS): Menyediakan aplikasi perangkat lunak yang dapat diakses melalui internet. Dalam industri farmasi, layanan ini mendukung berbagai kegiatan, mulai dari manajemen data klinis hingga sistem informasi manajemen rantai pasokan.
(Sumber: https://herza.id/blog/sejarah-perkembangan-cloud-computing/ )
Sejarah Perkembangan Cloud Computing
Cloud computing pertama kali muncul pada tahun 1960-an dengan konsep sharing resources. Namun, istilah “cloud computing” baru populer pada pertengahan 2000-an. Sejak saat itu, teknologi ini berkembang pesat, terutama dengan kemajuan internet dan virtualisasi.
2006: Amazon Web Services (AWS) meluncurkan Elastic Compute Cloud (EC2), menandai awal era cloud komersial.
2010: Munculnya Google Cloud dan Microsoft Azure memperluas pilihan bagi perusahaan dalam memilih layanan cloud.
2020-an: Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi cloud computing, termasuk di sektor farmasi, yang membutuhkan solusi cepat untuk penelitian dan pengembangan vaksin.
Implementasi dalam Industri Farmasi Indonesia
Di Indonesia, implementasi cloud computing dalam industri farmasi mulai berkembang, terutama di kalangan perusahaan besar. Beberapa contoh implementasi meliputi:
- Manajemen Data Riset: Perusahaan farmasi menggunakan cloud untuk menyimpan dan menganalisis data klinis secara efisien.
- Sistem Distribusi: Cloud memungkinkan perusahaan untuk memantau rantai pasokan dan mendistribusikan produk secara real-time.
- Telemedicine dan E-Health: Munculnya aplikasi berbasis cloud untuk konsultasi kesehatan jarak jauh dan manajemen data pasien.
Kelebihan Cloud Computing
- Skalabilitas: Cloud computing memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan kapasitas penyimpanan dan komputasi sesuai kebutuhan.
- Biaya Efektif: Mengurangi biaya investasi awal untuk infrastruktur IT.
- Akses Data yang Mudah: Memungkinkan akses data dari berbagai lokasi, mendukung kolaborasi tim yang lebih baik.
- Keamanan dan Pemulihan Data: Banyak penyedia cloud menawarkan solusi keamanan yang canggih dan sistem pemulihan bencana.
Kekurangan Cloud Computing
- Kekhawatiran Keamanan: Data sensitif mungkin terancam oleh serangan siber. Ketergantungan pada Koneksi Internet: Kinerja aplikasi sangat bergantung pada kecepatan dan stabilitas internet.
- Kompleksitas Pengelolaan: Pengelolaan layanan cloud bisa menjadi kompleks, terutama bagi perusahaan kecil.
Kesimpulan
Cloud computing memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas industri farmasi. Meskipun ada beberapa tantangan, manfaat yang ditawarkan menjadikannya pilihan yang menarik untuk perusahaan farmasi di
Indonesia.
Referensi
- https://digitaltransformation.co.id/manfaat-menerapkan-cloud-computing-dalamlayanan-kesehatan/#:~:text=4.,(General%20Data%20Protection%20Regulation).
- https://viseven.com/cloud-computing-in-pharma
- https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0268401218303736 https://www.researchgate.net/publication/269339122_A_Systematic_Literature_Revi ew_of_Cloud_Computing_in_Ehealth
- Sumber gambar : (https://raharja.ac.id/2020/11/27/cloud-computing/)
Penulis : Aghnia Rizki Wahdah – Farmasi UBP Karawang