Farmakoinformatika adalah bidang yang menggabungkan ilmu farmasi dengan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dalam penemuan dan pengembangan obat. Dalam era digital saat ini, penggunaan analisis data dan model prediktif menjadi semakin penting untuk mempercepat proses desain obat baru. Peneliti dapat dengan lebih cepat menemukan calon obat dengan menganalisis data biologis dan kimia dengan lebih baik. Ini sangat penting mengingat fakta bahwa pengembangan obat tradisional seringkali membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Akibatnya, inovasi dalam metode ini sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas industri farmasi di Indonesia dan di seluruh dunia.
Salah satu metode utama dalam farmakoinformatika adalah computer-aided drug design (CADD), yang memungkinkan para peneliti untuk melakukan simulasi interaksi antara senyawa obat dengan target biologisnya. Metode ini mencakup teknik seperti molecular docking, di mana senyawa diuji secara virtual untuk menentukan afinitasnya terhadap target tertentu. Dengan menggunakan basis data struktural seperti Protein Data Bank (PDB), peneliti dapat mengevaluasi ribuan senyawa dalam waktu singkat, sehingga meningkatkan peluang menemukan kandidat obat yang lebih efektif dan aman. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati et al. (2021) menunjukkan bahwa penerapan CADD dalam pengembangan obat antikanker telah menghasilkan beberapa kandidat yang menjanjikan, memperlihatkan potensi besar dari pendekatan ini dalam desain obat baru.
Sumber: https://iik.ac.id/blog/2023/02/13/web.php
Dalam konteks pengembangan obat baru, pemodelan molekul juga memainkan peran penting. Dengan menggunakan teknik seperti dinamika molekuler, para peneliti dapat memahami bagaimana senyawa bertindak dalam kondisi biologis yang lebih realistis. Dengan cara ini, peneliti dapat lebih akurat mengevaluasi stabilitas dan interaksi senyawa dengan biomolekul yang dimaksud. Hal ini membantu dalam menemukan senyawa yang memiliki aktivitas biologis yang tinggi dan tidak memiliki efek samping. Menurut penelitian oleh Sari et al. (2022), dinamika molekuler dapat mempercepat validasi calon obat sebelum masuk ke tahap uji klinis.
Penggunaan big data juga menjadi salah satu pilar utama dalam farmakoinformatika. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, seperti database klinis, hasil penelitian sebelumnya, dan data genomik, peneliti dapat menemukan pola dan tren yang mungkin tidak terlihat dengan metode konvensional. Ini membantu dalam memilih target terapi yang tepat dan membangun rencana pengembangan obat yang lebih baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prabowo et al. (2023), analisis big data dapat membantu memprediksi seberapa efektif pengobatan untuk pasien kanker.
Kolaborasi lintas disiplin ilmu menjadi sangat penting dalam pengembangan obat baru melalui farmakoinformatika. Pendekatan holistik dalam desain obat dapat dicapai melalui kerja sama antara ahli kimia medisinal, biologi, farmakologi, dan ilmu komputer. Setiap disiplin memberikan manfaat yang berbeda yang dapat mempercepat proses penelitian dan pengembangan. Ini berarti bahwa institusi pendidikan tinggi di Indonesia harus meningkatkan pendidikan interdisipliner agar lulusan memiliki kemampuan yang diperlukan untuk berkontribusi di bidang ini.
Keberhasilan farmakoinformatika juga bergantung pada validitas model prediktif yang digunakan. Oleh karena itu, sebelum menerapkan model dalam konteks klinis, penting bagi peneliti untuk memverifikasi dan memvalidasi mereka. Penelitian oleh Hidayat et al. (2022) menekankan pentingnya validasi model prediktif melalui studi eksperimental untuk memastikan konsistensi hasil karena kegagalan dalam uji klinis dapat diminimalkan.
Secara keseluruhan, farmakoinformatika menawarkan solusi inovatif untuk tantangan yang dihadapi dalam pengembangan obat baru. Dengan memanfaatkan analisis data dan model prediktif, proses penemuan obat dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif. Hal ini tidak hanya meningkatkan peluang keberhasilan dalam menemukan terapi baru tetapi juga berpotensi mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk membawa obat baru ke pasar. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komputasi, masa depan farmakoinformatika tampaknya sangat menjanjikan dalam revolusi industri farmasi di Indonesia
Penulis: Jingga Damayanti Iskandar (22416248201106), FM22B, Fakultas Farmasi, UBP Karawang
Referensi:
- https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/pbsj/article/download/24345/10103
- https://repository.unair.ac.id/115559/1/KKC%20KK%20PG.06-22%20Suk%20p.pdf
- https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-temukan-potensi-propolis-sebagai-zat-anti-kanker/
- https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2024/prihatin-kasus-kanker-di-indonesia-profesor-its-kembangkan-obat-baru-dari-spons-laut/
- Sumber: https://kolomnarasi.com/peran-pafi-kota-rantepao-dalam-meningkatkan-kualitas-layanan-farmasi/