
Sumber: https://umsu.ac.id/health/wp-content/uploads/2024/04/3774118736.webp
Era reformasi ini yang menyebabkan berkembang pesatnya teknologi informasi dan telekomunikasi semakin pesat, diantaranya penggunaan perangkat telepon pintar yang saat ini sudah dimiliki sebagian masyarakat. Jumlah pengguna telepon pintar di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 100 juta orang. Selain itu, trend teknologi saat ini mengarah ke penggunaan mobile application, mobile application yang banyak digunakan seperti media sosial saja mencapai 92 juta pengguna atau sekitar 32% dari populasi.
Aplikasi Mobile JKN Ini merupakan kesuksesan terbaru BPJS berupa aplikasi mobile yang memfasilitasi fungsi pengelolaan pengguna seperti pendaftaran online dan akses informasi kepesertaan, layanan rujukan lanjutan di mana saja dan kapan saja, serta memfasilitasi saran atau pengaduan. Selain itu, jika kartu BPJS tertinggal saat berobat peserta BPJS dapat menggunakan aplikasi mobile JKN dengan menunjukkan kartu elektronik yang ada di aplikasi mobile JKN kepada petugas.
Hadirnya program JKN sejak tahun 2014 perlu didukung oleh sistem kesehatan lainnnya, sistem kesehatan yang sedang berjalan di Indonesia ini masih memiliki banyak tantangan, salah satunya adalah sistem persediaan farmasi. Sediaan farmasi atau obat memiliki peran penting dalam kesehatan, baik bersifat promotif, kuratif, maupun preventif. Isu utama dalam sediaan farmasi adalah ketersediaan dan kemudahan fasilitas kesehatan dalam mendapatkan obat. Ketersediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan masih belum optimal serta ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku obat (90%) merupakan hal yang akan berdampak juga pada ketersediaan obat di fasilitas kesehatan.
Dalam JKN Mobile, pengelolaan data obat dan rekam medis pasien sangat krusial. Integrasi farmakoinformatika dengan JKN memungkinkan untuk :
- Pengelolaan data obat yang lebih efesien, sehingga pasien dapat menerima reseo yang lebih akurat dan sesuai.
- Analisis data kesehatan yang mendalam untuk memantau penggunaan obat dan mencegah potensi kesalahan dalam pemberian obat.
- Peningkatan keamanan terapi dengan deteksi dini interaksi obat yang berpotensi berbahaya.
Sistem JKN dengan dukungan farmakoinformatika, dapat memanfaatkan Electronic Health Records (EHR) yang terintegrasi untuk memfasilitasi pertukaran informasu medis antar fasilitas kesehatan. EHR juga membantu memastikan bahwa semua data pasien terkumpul di satu tempat yang aman, meningkatkan kecepatan dan akurasi layanan kesehatan.
Meskipun memiliki manfaat yang jelas, integrasi farmakoinformatika dalam JKN memiliki tantangan, seperti:
- Ketersediaan infrastruktur teknologi: peningkatan kapasitas sistem informasi di seluruh fasilitas kesehatan diperlukan untuk menghindari ketimpangan layanan.
- Provasi dan keamanan data pasien: pentingnya pengaturan kebijakan yang ketas terkait penggunaan data.
Kesimpulannya, integrasi farmakoinformatika dalam JKN menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kualitas dan keamanan terapi pasien. Melalui analisis data yang lebih canggih dan pengelolaan informasi yang terpusat, pelayanan kesehatan dapat menjadi lebih efesien dan efektif.
Penulis: Tarisa Zahrotul Fuadah
Afiliasi: Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang
Daftar Pustaka
- BPJS Kesehatan. Akses Pelayanan Dalam Genggaman BPJS Kesehatan Luncurkan Aplikasi Mobile JKN, Banyak Manfaat dan Mudahkan Peserta JKN-KIS. [Internet]. Available from: https://www.bpjskesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2017/596/Akses-Pelayanan-Dalam-GenggamanBPJSKesehatan-Luncurkan-Aplikasi-Mobile-JKNBanyak-Manfaat-dan-Mudahkan-Peserta-JKNKIS
- Cludia, et al. (2017). Elemen Penting Implementasi EHR dalam Sistem Kesehatan. IJPST, 4(3), 82-90. Diakses dari Jurnal Unpad
- Hussain, M., & Moazzam, A. (2018). Penerapan Health Information Exchange untuk Kualitas Layanan Rumah Sakit. Journal of Health Systems, 5(4), 121-130.
- Kementrian PPN & Bappenas. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kedeputian Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, 2022. 2022.
- Suter, E., et al. (2017). Komponen Kunci Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi. Jurnal Kesehatan Elektronik, 10(3), 102-110.
- Vincent, et al. (2019). Manajemen Sistem Informasi Kesehatan dan Integrasi Layanan Medis. International Journal of Health Informatics, 12(1), 45-58.
Penulis: Tarisa Zahrotul F. – FM22C – Farmasi UBP Karawang