PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan komponen penting dari suatu pembangunan, yang dasarnya yaitu untuk penyelenggaraan dalam upaya kesehatan agar memastikan bahwa semua orang mempunyai kesempatan hidup yang sehat dan mempunyai derajat kesehatan yang baik. Pembangunan ini juga sangat penting untuk mengembangkan dan membina SDM sebagai modal dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat yang sehat, pintar, produktif, dan mampu memelihara juga meningkatkan derajat kesehatan pada masyarakat, ini merupakan tujuan dari suatu pembangunan nasional. Perawatan kesehatan harus dilengkapi dengan berbagai teknologi untuk menjadi lebih efisien, efektif, dan ramah pasien. Untuk mewujudkan Program Pembangunan Kesehatan dan Visi Indonesia Sehat pada tahun 2025, misi Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan. Selain itu, dalam penguasaan ilmu pengetahuan, techology dalam bidang kesehatan dan kedokteran, serta data maupun informasi, merupakan komponen penting dari sumber daya kesehatan. Perkembangan teknologi informasi dalam bidang kesehatan dapat diperoleh dalam bagaimana instansi kesehatan menangani data dengan menggunakan teknologi komputer. Perkembangan alat pada elektronik di bidang informasi, harus mendukung hal ini. Keamanan data sangat penting karena tidak hanya berlaku untuk data manual konvensional dalam bentuk kertas, tetapi juga dalam data berbasis komputer. Untuk memastikan keamanan data, suatu institusi harus menetapkan kebijakan khusus yang mengatur keamanan data. Secara umum, sistem keamanan data harus bisa menjelaskan siapa yang dapat mengakses data, apa yang dapat dilakukan oleh seorang user, dan bagaimana sistem dapat menyelidiki orang yang dapat mengakses data. Untuk menjaga kerahasian dan hak pasien, penyedia layanan kesehatan, dan pihak lain yang terkait dengan sistem ini, maka sistem komputerisasi harus memiliki berbagai fitur untuk menjaga kerahasiaan dan integritas informasi kesehatan karena data rentan terhadap kerusakan ataupun kehilangan. Dalam menjaga keamanan data, sistem keamanan sangat diperlukan. Karena sistem ini bertujuan untuk melindungi catatan medis serta semua data lainnya dari gangguan. Sistem informasi yang terintegrasi, salah satu sistem yang baru dikembangkan, memungkinkan rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan untuk mengakses informasi pasien. Berdasarkan dari pembahasan diatas maka penulis tertarik untuk membahas mengenai Keamanan Data Pasien Dalam Sistem Informatika Farmasi.
PEMBAHASAN
- Data Pasien
Data pribadi termasuk informasi seperti nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan kedudukan keluarga. Baik pemerintah maupun bisnis sering menyalahgunakan data pribadi, jadi diperlukan undangundang yang fleksibel untuk menjamin dan melindungi data pribadi. Data pasien mencakup semua data yang terkait dengan hubungan formal pasien dan pelaksanaan layanan kesehatan, bukan hanya pada data pasien yang diberikan kepada pelaksanaan layanan kesehatan selama proses registrasi. Saat ini, hampir seluruh penyelenggara layanan kesehatan di negara Indonesia sekarang ini menggunakan teknologi pengolahan data pasien, yang mencakup pencarian, penyimpanan, komunikasi dan pengambilan keputusan, serta berbagi dan komunikasi. Di antara efek negatif teknologi informasi yang harus disadari maupun diantisipasi adalah suatu alat yang berbahaya, pelanggaran privasi, pencurian data, serta kurangnya interaksi dengan pasien. Efek negatif ini dapat terjadi meskipun ada kegunaan yang dapat diberikan dari implementasi teknologi informasi kesehatan pada layanan kesehatan. Sebab itu, ini merupakan sebagai upaya dalam memberikan kepastian dan perlindungan hukum untuk melindungi pasien.
- Informatika Farmasi
Informatika farmasi, juga disebut farmako-informatika, yaitu bidang ilmiah yang relatif terbilang baru yang berfokus dalam hal pengobatan berkaitan dengan data, informasi, dan pengetahuan dalam sistem kesehatan untuk mengirimkan obat kepada pasien dengan cara yang paling efektif untuk membantu mereka pulih dan sembuh. Melalui penggunaan perangkat keras komputer. Informasi farmasi dapat membantu apotek maupun rumah sakit berkomunikasi dengan metode pembiayaan yang mudah dan membuat kerangka kerja yang lebih baik dan efisien untuk memenuhi keperluan masyarakat. Informatika farmasi mensinkronisasikan riwayat medis dan catatan resep pasien dengan dokter, apoteker, dan kesehatan lainnya dalam meningkatkan pengalaman akhir pasien dan menciptakan lingkungan yang memperhatikan kepentingan dan kebutuhan pasien. Ini dapat membantu mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk diagnosa tertentu, memeriksa interaksi obat atau alergi yang mungkin sebelum resep ditulis, dan memastikan bahwa resep pasien siap ketika mereka membutuhkannya dan telah diperiksa kevalidannya.
- Sistem Informasi Farmasi
Informatika farmasi bekerja pada sistem informasi untuk membantu apoteker membuat suatu keputusan yang tepat tentang terapi obat pasien. Sistem informasi ini mencakup interaksi obat, catatan asuransi kesehatan, dan informasi resep serta pada pasien. Sistem Informasi Farmasi terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Sistem Informasi Instalasi Farmasi Semua unit rumah sakit, termasuk unit rawat jalan, unit rawat inap, dan unit penunjang medis (misalnya, laboratorium), dikelola oleh Divisi Farmasi. Sistem yang mengelola data dan informasi tentang input barang, transaksi, dan distribusi barang yang diperlukan di instalasi farmasi serta pembuatan laporan dikenal sebagai sistem informasi instalasi farmasi. Untuk meningkatkan pelayanan pasien, instalasi farmasi rumah sakit dapat menggunakan teknologi jaringan internet. Dengan ini dapat dengan mudah, cepat, dan akurat menemukan informasi tentang rumah sakit lain di seluruh dunia dengan mengunjungi web site yang terkait dengan informasi yang akan dicari.
- Sistem informasi apotek Sistem ini mencatat obat maupun alat kesehatan yang berada di apotek, serta alur obat dari penerima obat hingga pencatatan di gudang obat dan penjualan obat kepada pasien. Ini memungkinkan otomatisasi op name secara bersamaan.
- Aspek Keamanan Data Pasien
- Kerahasiaan Kerahasiaan informasi pasien dimaksudkan untuk mencegah pihak-pihak yang tidak berhak untuk mengaksesnya. Data dan informasi dalam rekam medis yang dikirim dan disimpan secara elektronik tidak dapat digunakan atau dibagikan karena kerahasiaan melindunginya dari gangguan dari pihak internal maupun eksternal yang tidak dipunyai hak akses.
- Integritas Integritas adalah komponen keamanan yang memastikan bahwa data tidak akan diubah tanpa izin pihak yang berwenang, menjaga keakuratan dan integritasnya, dan memastikan bahwa data tetap konsisten secara internal dan eksternal. Integritas data dan informasi dalam rekam medis elektronik dijamin akurat dan hanya dapat diubah oleh individu yang memiliki hak untuk melakukannya.
- Autentikasi Bagian keamanan data pasien adalah autentikasi, yang mencakup bagaimana sistem memverifikasi identitas pengguna agar mereka dapat mengakses data sistem. Metode yang dapat digunakan untuk memverifikasi identitas pengguna.
- Ketersediaan Komponen ketersediaan memastikan bahwa data dapat diperoleh oleh pengguna yang memiliki hak untuk melakukannya kapan pun dan di mana pun. Rekaman medis harus aman, konsisten, rahasia, dan tersedia. Sebagai alat komunikasi, rekam medis elektronik harus selalu tersedia dan bisa memperlihatkan kembali data yang tersimpan pada data terdahulu.
- Akses kontrol Bagian dari pengaturan akses pengguna ke sistem informasi adalah akses kontrol, yang memastikan hanya petugas yang diberi izin yang dapat menggunakan sistem informasi kesehatan. Mengatur pengguna ERM dan membatasi akses user memungkinkan perlindungan data pasien.
- Nir-sangkal Sistem dapat merekam perubahan data pengguna dengan NirSangkal. Peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2019 tentang penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik menetapkan bahwa semua aktivitas penyelenggaraan sistem elektronik yang digunakan untuk pengawasan, penegakkan hukum, penyelesaian sengketa, verivikasi, pengujian, dan pemeriksaan lainnya harus memiliki rekam jejak audit.
- Keamanan Data Pasien fslsm Informatika Farmasi
Ada sejumlah teknologi yang dapat digunakan untuk memastikan sistem informasi kesehatan aman dan privasi, seperti:
- Enkripsi
Teknik enkripsi memungkinkan penyimpanan atau transmisi informasi kesehatan melalui jaringan yang tetap rahasia karena proses mengubah data menjadi kode rahasia yang hanya bisa dibaca oleh pihak yang mempunyai kewenangan.
(Sumber : A Beginner’s Guide To Cryptography – Pixel Privacy)
- Firewall
Merupakan perangkat keras yang dirancang untuk melindungi jaringan dari serangan luar. Firewall ini sendiri mempunyai kemampuan untuk melacak dan memfilter lalu lintas data yang masuk maupun keluar dari jaringan serta mencegah akses ke sumber yang tidak dikenal atau mencurigakan yang memiliki data kesehatan pasien.
( Sumber : https://images.app.goo.gl/98jzqFqLXQPUurAv6 )
- Sistem Deteksi Intrusi (IDS)
Intelligent Data Identification adalah perangkat keras yang digunakan untuk mendeteksi upaya pembobolan keamanan data pasien. IDS melaporkan atau mengambil tindakan terhadap lalu lintas data yang masuk maupun keluar dari jaringan.
( Sumber : www.thesecuritybuddy.com )
- Sistem Manajemen Akses
Sistem manajemen akses digunakan untuk mengawasi dan membatasi akses pengguna ke sistem informasi kesehatan. Administrator sistem dapat menggunakan sistem manajemen akses untuk menentukan siapa yang dapat mengakses sistem informasi kesehatan dan menetapkan tingkat hak akses pengguna yang sesuai dengan tanggung jawab dan kebutuhan pekerjaan mereka.
( Sumber : https://images.app.goo.gl/U3jq6ityaAcvgfqD6 )
Teknologi ini dapat membantu menjaga keamanan data pasien dalam sistem informatika farmasi. Namun, perlu diingat bahwa pengelola sistem informasi farmasi dan pengguna harus melakukan kebijakan dan tindakan yang konsisten untuk memastikan bahwa teknologi sistem informatika bekerja dengan baik.
KESIMPULAN
Data pasien tidak terbatas pada data pasien yang diberikan kepada penyelenggara layanan kesehatan selama proses registrasi; itu juga mencakup semua data yang terkait dengan hubungan formal pasien dan penyelenggara layanan kesehatan. Perangkat keras komputer dan perangkat lunak baru dalam informasi farmasi membantu apotek dan rumah sakit berkomunikasi tentang metode pembiayaan yang mudah dan membuat kerangka kerja yang lebih maju untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Informatika farmasi bekerja sama dengan sistem informasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang tepat tentang obat yang harus diberikan kepada pasien mereka. Sistem informasi ini mencakup interaksi obat, catatan asuransi kesehatan, dan informasi tentang resep dan pasien. Ada sejumlah teknologi yang dapat digunakan untuk memastikan sistem informasi kesehatan aman dan privasi, seperti Enkripsi, ini merupakan proses mengubah data menjadi kode rahasia yang hanya bisa dibaca oleh pihak yang berwenang. Firewall yaitu perangkat lunak yang dilakukan untuk mencegah serangan luar pada jaringan. Selain itu, ada IDS, ini adalah perangkat keras atau perangkat lunak yang digunakan untuk mengidentifikasi upaya pembobolan data keamanan pasien. Dan Sistem manajemen akses, yang digunakan untuk mengontrol dan membatasi akses pengguna ke sistem informasi kesehatan.
Referensi :
- ernaselviyanti,+PDF-54.pdf
- 56-Article Text-164-1-10-202005 17 – ISSN: 2622-0830 Jurnal SIMTIKA Volume 2, No 3, September 2019| – Studocu
- PENGANTAR SISTEM INFORMASI KESEHATAN.pdf
- https://doi.org/10.31219/osf.io/n9zb8
- Tampilan ANALISIS KEAMANAN DATA SISTEM INFORMASI DI PUSKESMASPLERET BANTUL YOGYAKART
- 3479-14756-1-PB.pdf
- (Sumber gambar: https://stikeshb.ac.id/wp-content/uploads/2023/04/Ilustrasi-Keamanan-Sistem-Informasi-Kesehatan.-Sumber-Freepik.jpg )
Penulis : Fitria Wulandari – 22416248201136 – FM22A- Farmasi UBP Karawang