Penyakit kardiovaskular tetap menjadi ancaman global serius dan merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 17 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan peningkatan kasus penyakit jantung dan pembuluh darah dari tahun ke tahun di Indonesia, dengan sekitar 15 dari 1000 orang atau sekitar 2.784.064 individu yang menderita penyakit jantung. Jenis penyakit kardiovaskular melibatkan jantung koroner, gangguan irama jantung, kardiomiopati, penyakit katup jantung, infeksi jantung, dan penyakit jantung bawaan. Aritmia, sebagai gangguan irama jantung, adalah kondisi di mana sistem listrik jantung mengalami gangguan, menyebabkan ketidaknormalan pada irama jantung (Pramulen et al., 2024).
Dalam kaitannya dengan pentingnya memiliki metode pemeriksaan dini deteksi denyut jantung yang efektif dalam menilai kondisi kesehatan pasien, terutama terkait dengan kesehatan kardiovaskular, PPG telah menunjukkan potensi dalam memberikan informasi diagnostik yang sederhana, aman, dan berbiaya rendah. Selain itu PPG mengalami peningkatan popularitas sebagai pemeriksaan kesahatan yang diprediksi akan menjadi umum dalam praktik medis di berbagai bidang, seperti kardiologi, respirasi, neurologi, dan kebugaran (Mulyani, 2024).
Pemeriksaan jantung dalam sistem kardiovaskular pada tubuh manusia di dunia medis dapat menggunakan Photoplethysmograph (PPG). Photoplethysmography (PPG) digunakan untuk memperkirakan aliran darah pada kulit menggunakan cahaya inframerah. PPG mempunyai beberapa kelebihan sebagai media diagnostik yang bersifat non-invasif, harga operasionalnya murah, dan nyaman dalam penggunaannya. Secara tradisional, sinyal PPG dapat digunakan sebagai skrining dini oleh dokter umum yang dimanfaatkan untuk mengukur saturasi oksigen, tekanan darah, detak jantung, dan sebagainya. Kata plethysmographadalah kombinasi dari dua kata Yunani kuno ‘plethysmos’ yang berarti peningkatan dan ‘graphic’ yang merupakan kata untuk menulis merupakan instrumen yang terutama digunakan untuk menentukan dan mencatat variasi volume darah atau aliran darah dalam tubuh yang terjadi setiap detak jantung. Metode rPPG yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung melalui kulit di dahi secara real time tanpa diperlukan kontak fisik sehingga peroses interaksinya lebih natural menggunakan jenis webcam eksternal yang memiliki fitur auto-focus (Pratikno, 2024).
Sumber gambar: (Pratikno, 2024)
Penulis : Elsa Suci Ocviamida FM22B Fakultas Farmasi UBP Karawang
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri., Zarory, Hilman., Ullah, Aulia., Jufrizel. (2024). Prototype PPG (Photoplethysmography) Secara Real-time Sebagai Pendeteksi Dini Gangguan Detak Jantung Dilengkapi Dengan Visual Graph pada Android. Journal Of Telecommunication Electronics And Control Engineering (JTECE).
Pratikno, Heri., Jaya, Toni Setaiawan., Oktariana, Eka Sari., Philbert, Nicholas., (2024). Deteksi Detak Jantung Menggunakan Remote Photoplethysmograph Dengan Perubahan Jarak Dan Jenis Kamera Secara Dinamis. Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer. Vol. 11. No. 2
Pramulen et al., (2024). Tingkatkan Kamera Smartphone Tipe Entry Level dan Mid Range Untuk Menghitung Denyut Jantung Dan Saturasi Oksigen Berbasis Photoplethysmogram Kontak. Jurnal Ilmiah Tenik Elektro.
Sumber gambar: https://technobusiness.id/products/2021/01/18/anura-aplikasi-pengukur-tekanan-darah-nirsentuh-pertama/