
Sumber : https://www.shutterstock.com/id/image-photo/ehr-electronic-health-record-emr-medical-1376060681
Teknologi digital mendorong perubahan besar dalam industri farmasi global dengan tujuan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan fleksibilitas dalam pelayanan kesehatan. Di sektor farmasi, penerapan teknologi digital seperti otomatisasi, komputerisasi, dan robotika sangat penting untuk menekan biaya sekaligus meningkatkan kualitas layanan. Dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang diperkirakan mencapai 14,42%, pasar farmasi digital berkembang pesat dan diproyeksikan mencapai nilai sekitar $35,33 miliar pada tahun 2026. Pertumbuhan ini mencerminkan ketergantungan yang semakin besar pada teknologi digital dalam industri farmasi dan harapan yang tinggi terhadap peran teknologi tersebut.
Penderita gangguan jiwa yang telah menjalani terapi kejiwaan di rumah sakit sering mengalami kekambuhan setelah melanjutkan perawatan di rumah. Kekambuhan ini membuat penderita skizofrenia rentan terhadap tindakan kekerasan dari keluarga dan masyarakat sekitar, bahkan ada yang sampai dipasung. Minimnya pengawasan dan pendampingan oleh keluarga serta petugas kesehatan menjadi salah satu faktor yang memicu kekerasan dan pemasungan. Pengawasan dan pendampingan yang sulit dilakukan oleh petugas kesehatan sering kali disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga kesehatan, lemahnya koordinasi antar layanan kesehatan, serta kurangnya informasi tentang riwayat kesehatan mental dan pengobatan pasien. Kurangnya pengetahuan ini disebabkan oleh dokumentasi yang tidak lengkap atau keterbatasan akses data antara petugas kesehatan maupun antar layanan kesehatan lainnya.
Top of Form
Pendokumentasian dalam keperawatan psikiatri dikenal sebagai behavioral health record, yang mencakup perilaku klien, data diagnostik, informasi psikologis, dan terapi kejiwaan. Pendokumentasian yang baik dan benar adalah yang menggunakan format standar yang baku, akurat, dan sederhana. Pendokumentasian data secara elektronik menjadi solusi agar catatan tersebut terstandar, akurat, dan sederhana. Dengan sistem pencatatan elektronik, petugas kesehatan juga lebih mudah melakukan recall data, yang sangat dibutuhkan dalam keperawatan jiwa. Data tersebut mencakup riwayat kesehatan sebelumnya, riwayat kesehatan mental, pengobatan, perilaku, kondisi psikososial, dan keluarga. Salah satu bentuk pendokumentasian elektronik ini adalah Electronic Health Record (EHR).
Electronic Health Record (EHR) adalah teknologi pencatatan elektronik yang komprehensif, mencakup informasi kesehatan klien seperti data demografi, tanda vital, catatan perkembangan kesehatan, riwayat penyakit, terapi, serta data laboratorium dan radiologi. Yang membedakan EHR dari pendokumentasian elektronik lainnya adalah kemampuannya untuk terintegrasi antara berbagai layanan kesehatan. Dengan adanya akses terbuka antar layanan kesehatan, kualitas perawatan kesehatan mental klien dapat ditingkatkan secara signifikan. EHR memberikan kemudahan dengan sistem yang mendukung kelengkapan dan keakuratan data, termasuk fitur peringatan untuk menampilkan tanda waspada. Sistem peringatan dalam EHR telah menjadi fokus penelitian dalam biomedis, informatika kesehatan, dan layanan kesehatan selama beberapa dekade. Banyak masalah terkait keselamatan pasien yang diakibatkan oleh kurangnya fitur peringatan di EHR dapat meningkatkan potensi risiko terhadap pasien. EHRS dapat mendukung komunikasi yang efektif antar tim Kesehatan sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien Dalam hal ini pengembangan EHRS dapat dikembangkan secara terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan program keselamatan pasien termasuk dalam rangka meningkatkan komunikasi yang efektif antar tim Kesehatan.

Sumber : https://simrscendana.id/ehr/
Penggunaan EHR memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas layanan, efisiensi waktu, komunikasi, dan dokumentasi serta praktik profesional. Dalam konteks peningkatan kualitas layanan, EHR memungkinkan perawat untuk tidak menghabiskan banyak waktu meninjau data demografi dan riwayat kesehatan, karena semua informasi tersebut sudah terdokumentasi. Hal ini memungkinkan perawat untuk fokus langsung pada pengkajian saat ini, menentukan diagnosis keperawatan, dan melaksanakan tindakan keperawatan. Dalam situasi darurat, tindakan yang cepat dan tepat sangat penting. EHR memungkinkan perawat untuk mengakses informasi mengenai penyakit kronis pasien, alergi (terhadap obat dan makanan), serta pasien dengan diagnosis khusus, seperti risiko bunuh diri, risiko jatuh, kontraindikasi obat, dan informasi penting lainnya, sehingga perawat dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat. Terkait komunikasi dan dokumentasi, penggunaan EHR juga menghilangkan kebutuhan akan kertas untuk pendokumentasian, yang dapat mengurangi biaya perawatan secara keseluruhan. Dengan adanya terminologi standar dalam EHR, informasi yang diperoleh oleh petugas kesehatan menjadi seragam, sehingga meminimalkan terjadinya duplikasi pencatatan, tumpang tindih informasi, serta kesalahpahaman antar petugas kesehatan.
Dalam keperawatan kesehatan jiwa, EHR dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan, mengingat klien dengan gangguan jiwa sering kali mengalami kesulitan dalam menyampaikan informasi terkait status kesehatan dan riwayat medis mereka. EHR menjadi solusi yang sangat berguna dalam menyediakan data klien, sekaligus meningkatkan keselamatan pasien. EHR juga dapat memperbaiki legalitas dan aksesibilitas data pasien serta proses perawatan yang telah diberikan sebelumnya.
REFRENSI :
1. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/SEANR/article/view/12281
2. https://ejournal.akperfatmawati.ac.id/index.php/JIKO/article/view/36/0
3. https://media.neliti.com/media/publications/369394-none-2a1bc07f.pdf
Penulis: Nabila Putri Pramesti – FM22C – Farmasi UBP Karawang