
Sumber: Kitameraki https://www.kitameraki.com/id/post/pfizer-dan-lainnya-memimpin-manufaktur-farmasi-dengan-ai-dan-teknologi
Perkembangan teknologi digital telah membawa revolusi dalam berbagai sektor, termasuk industri farmasi. Dalam konteks ini, digitalisasi farmasi tidak hanya berarti transisi dari metode manual ke elektronic, tetapi juga integrasi teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengobatan. Tujuan utama dari digitalisasi farmasi adalah meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan dan mengurangi biaya yang terjangkau oleh berbagai kalangan, seperti yang dijelaskan dalam artikel “Tantangan dan Peluang Digitalisasi di Industri Farmasi” oleh Kesia.
Salah satu contoh yang sangat efektif dari digitalisasi farmasi adalah penggunaan telemedicine. Telemedicine memungkinkan pasien untuk berinteraksi dengan dokter secara online, melakukan konsultasi, dan memesan obat tanpa harus datang ke fasilitas medis. Hal ini sangat penting pada masa pandemi COVID-19 ketika banyak orang isolatif mandiri. Artikel “Farmasi Digital: Akses Kesehatan Mudah dan Modern untuk Semua” menjelaskan bagaimana aplikasi seperti Farmasi Digital telah meningkatkan kemampuan layanan kesehatan melalui platform digital yang lengkap, termasuk fitur konsultasi dokter, pembelian obat online, serta manajemen resep elektronik. Ini tidak hanya menghemat waktu bagi pasien tetapi juga membantu tenaga medis dalam mengelola beban kerja mereka lebih baik.
Big data merupakan salah satu teknologi digital lainnya yang memiliki dampak besar dalam industri farmasi. Dengan menggunakan big data, perusahaan dapat mengumpulkan informasi tentang pola konsumsi obat, preferensi pasien, dan hasil klinis. Informasi ini dapat digunakan untuk merancang strategi marketing yang tepat, meningkatkan efisiensi rantai pasokan, dan memberikan informasi yang akurat kepada pasien tentang pengobatan yang sesuai. Misalnya, artikel “Digitalisasi Teknologi Jadi Solusi untuk Industri Farmasi” menyebutkan bahwa Phapros telah mengembangkan sistem monitoring rantai pasokan dan ketersediaan produk menggunakan teknologi Business Supply Chain (BISCHAIN). Sistem ini membantu tim operasional untuk divisualisasikan status produksi, kendala yang sedang dihadapi, titik kemacetan atau bottle neck, sehingga proses bisnis menjadi lebih efisien.

Sumber: Kitameraki https://www.kitameraki.com/id/post/pfizer-dan-lainnya-memimpin-manufaktur-farmasi-dengan-ai-dan-teknologi
Implementasi e-farmasi merupakan langkah penting dalam revolusi digital dalam industri farmasi. E-farmasi mencakup semua aspek pengelolaan obat mulai dari pengadaan, penjualan, pengiriman, inventarisasi, pemantauan stok, resep elektronik, manajemen data pasien, dan pelaporan. Dalam konteks ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi telah menyempurnakan aplikasi pengelolaan farmasi secara elektronik. Tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi operasional dengan otomatisasi proses administratif manual, mengurangi kesalahan manusia, dan memfasilitasi akses yang mudah dan cepat bagi pasien untuk mendapatkan obat. Selain itu, sistem e-farmasi juga memperbaiki pemantauan dan pelaporan terkait penggunaan obat oleh pasien, interaksi obat, dan pemenuhan resep. Langkah-langkah keamanan kuat seperti otentikasi ganda, enkripsi data, dan perlindungan akses juga diprioritaskan untuk melindungi privasi pasien.
Kecerdasan buatan (AI) telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk industri farmasi. AI dapat digunakan untuk merancang strategi pengobatan yang lebih spesifik dan efektif. Contohnya, AI dapat menganalisis data klinis pasien untuk merekomendasikan jenis obat yang paling cocok. Selain itu, AI juga dapat membantu dalam diagnosis awal penyakit melalui analisis gambar radiologis atau ultrasonografi. Dengan demikian, pasien dapat langsung mendapat tatalaksana yang tepat tanpa harus menunggu lama. Meskipun masih ada tantangan terkait keamanan data dan regulasi, perkembangan AI dalam farmasi menawarkan harapan besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Untuk mempercepat pengembangan teknologi digital dalam farmasi, kolaborasi antara akademisi dan industri sangatlah penting. Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk memahami potensi dan batasan teknologi baru ini. Dosen-dosen di universitas-universitas Indonesia bersama-sama dengan ahli industri dapat mengembangkan aplikasi-aplikasi yang lebih kompleks dan efektif. Misalnya, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur telah merancang aplikasi Farmasi Digital sebagai solusi revolusioner untuk meningkatkan akses layanan kesehatan di Indonesia. Aplikasi ini tidak hanya berfungsi sebagai platform pengadaan obat dan alat kesehatan tetapi juga sebagai teman setia masyarakat dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, revolusi digital dalam farmasi telah membuka jalan bagi pendekatan baru dalam pengobatan yang lebih personal dan responsif terhadap kebutuhan pasien. Dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti telemedicine, big data, e-farmasi, dan kecerdasan buatan, kita dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi kesalahan manusia, dan memfasilitasi akses yang mudah bagi pasien. Namun, penting untuk selalu memprioritaskan keamanan data dan regulasi agar implementasi teknologi ini dapat dilakukan dengan aman dan efektif.
Penulis: Rizka Nuralfianti, Fakultas Farmasi, UBP Karawang
Referensi:
- https://kompasiana.com/putri62174/658c363f12d50f6be2010302/farmasi-digital-akses-kesehatan-mudah-dan-modern-untuk-semua/
- https://kesehatan.ngawikab.go.id/2023/01/18/pengelolaan-farmasi-secara-elektronik-transformasi-digital-dalam-pelayanan-kefarmasian
- https://phapros.co.id/digitalisasi-teknologi-jadi-solusi-untuk-industri-farmasi
Penulis: Rizka Nuralfianti – FM22C – Farmasi UBP Karawang