PENDAHULUAN
Kesehatan adalah dasar untuk memiliki kehidupan layak, bermanfaat, dan produktif. Menjaga kesehatan dapat dicapai dengan memanfaatkan rumah sakit, klinik, fasilitas kesehatan, dan dokter praktik independen yang ada. Rencana kesehatan unik rumah sakit tidak hanya mencakup prosedur terapeutik dan rehabilitatif tetapi juga kegiatan pencegahan dan promosi. Rujukan disediakan oleh rumah sakit. Rumah sakit dan fasilitas medis lainnya termasuk di antara yang menawarkan layanan kefarmasian. Layanan kefarmasian adalah layanan yang bertanggung jawab dan langsung yang diberikan kepada klien, dalam hal ini pasien, tentang sediaan farmasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
(Prasetya, Isa, & Sutrisna, 2022) memaparkan bahwasannya peran manajerial yang kuat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit. Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 mengenai Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit menyebutkan bahwasannya pelayanan farmasi klinis, pengelolaan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, serta pengelolaan sediaan farmasi termasuk dalam standar pelayanan kefarmasian. Sehingga , sistem manajemen obat rumah sakit perlu mempertimbangkan keamanan, efektivitas, dan efektivitas biaya penggunaan obat untuk menjamin keberhasilan dan efisiensi pengelolaan obat (Rachmad & Ririn Windrati, 2018).
PEMBAHASAN
- Pengertian Penggunaan Obat
Penggunaan obat adalah tindakan mengonsumsi atau memberikan zat atau komponen alami yang dimaksudkan untuk mendeteksi, mencegah, mengobati, atau meringankan gejala penyakit. Obat yang dijual bebas dapat digunakan tanpa resep, tetapi obat resep harus diminum sesuai resep dokter. Resistensi obat dan efek samping negatif dapat dihindari dengan menggunakan obat sesuai dosis, frekuensi, dan durasi yang dianjurkan.
- Tujuan Penggunaan Obat
- Pencegahan: mencegah penyakit dengan vaksinasi
- Diagnosis: membantu dalam mendeteksi penyakit dalam radiologi, seperti cairan kontras.
- Pengobatan: menggunakan obat-obatan, seperti antibiotik untuk infeksi bakteri, untuk mengobati penyakit atau gejala tertentu.
- Peningkatan kualitas hidup: mengendalikan penyakit jangka panjang seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
- Tahapan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat
Beberapa tahapan pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat, diantaranya (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2021):
- Pengorganisasian
Untuk menjamin bahwa kegiatan yang berkaitan dengan pemberian dan penggunaan obat-obatan dilakukan dengan sukses, ekonomis, dan sesuai dengan standar, organisasi layanan kefarmasian harus mengambil langkah-langkah strategis, diantaranya:
- Perencanaan: menentukan kebutuhan obat-obatan, menetapkan tujuan, dan membuat prosedur operasional
- Pengelolaan Sumber Daya: menyiapkan dana, fasilitas, dan karyawan apotek untuk mendukung layanan
- Pembagian Tugas: mendelegasikan tugas kepada apoteker, teknisi farmasi, dan departemen terkait.
- Implementasi Sistem: memanfaatkan teknologi untuk mengelola, melacak, dan mencatat stok obat.
- Pemantauan dan Evaluasi: audit rutin, laporan efek samping, dan evaluasi kinerja.
- Peningkatan Mutu: penerapan inovasi serta pelatihan berkelanjutan diberikan untuk meningkatkan hasil dan keselamatan pasien.
- Pemilihan, Perencanaan dan Pengadaan
- Pemilihan: memilih obat-obatan sesuai dengan daftar obat yang dibutuhkan (DOEN), kebutuhan, dan data ilmiah tentang biaya, keamanan, dan khasiat.
- Perencanaan: menghitung kebutuhan obat-obatan dengan anggaran yang sesuai berdasarkan data penggunaan sebelumnya dan morbiditas.
- Pengadaan: memperoleh obat-obatan dari vendor yang dapat diandalkan menggunakan prosedur pembelian yang efisien dan sesuai hukum, seperti e-purchasing.
- Penyimpanan
Tahapan ini terdiri atas:
- Penerimaan: proses verifikasi jenis, jumlah, dan kondisi obat.
- Pengelompokan: menjaga dari cahaya dan kelembapan serta menyimpan pada suhu yang tepat (ruangan, dingin, atau beku).
- Penyimpanan: obat dikelompokkan menurut jenis dan sifat penyimpanannya
- Pengaturan Stok: manajemen stok meliputi pemilahan obat-obatan yang kedaluwarsa dan menerapkan pendekatan FEFO atau FIFO.
- Keamanan: melindungi obat-obatan yang berbahaya (psikotropika dan opioid).
- Pencatatan: mencatat obat-obatan yang masuk serta keluar untuk manajemen stok.
- Peresepan
Di tahap ini, Apoteker memberi tahu pasien tentang penggunaan obat, efek samping, dan petunjuk khusus selama fase ini
- Pengkajian Pasien: dokter mempertimbangkan kondisi klinis pasien, termasuk alergi, perawatan sebelumnya, dan latar belakang medis.
- Pemilihan Terapi: memilih jenis obat berdasarkan diagnosis, preferensi, keamanan, dan efektivitas pasien (termasuk biaya).
- Penulisan Resep: menulis resep dalam format tertentu yang berisi nama pasien, nama obat, dosis, panduan penggunaan, dan durasi terapi.
- Verifikasi Resep: apoteker memeriksa resep untuk memastikan bahwa informasinya jelas, dosisnya akurat, dan tidak ada potensi interaksi obat.
- Memberikan Informasi Pasien
Gambar 2: Mekanismen Peresepan
Sumber Gambar: https://sim.rsciremai.com/rsciremai/file_pdf/ebook/1d9f5618bb4f13ccc3d5bec8b8208672.pdf
- Penyiapan (Dispensing)
Langkah ini berupaya menjamin bahwa obat-obatan yang diproduksi adalah benar, aman, dan sesuai dengan resep guna meningkatkan kemanjuran terapi pasien.
- Penerimaan Resep: apoteker menerima resep langsung atau elektronik dari pasien atau dokter.
- Verifikasi Resep: memastikan tidak ada kesalahan dosis, interaksi obat, atau kontraindikasi.
- Pengambilan Obat: mengambil obat resep dari tempat penyimpanan sambil mengikuti petunjuk pengambilan resep, seperti FEFO atau FIFO.
- Penyiapan Obat: menyiapkan obat termasuk mengemas ulang, membagi tablet, dan menggabungkan larutan sesuai kebutuhan.
- Pelabelan: mencantumkan nama, dosis, petunjuk pemberian, dan tanggal kedaluwarsa obat pada kemasan.
- Pemeriksaan Akhir: sebelum memberikan obat kepada pasien, pastikan obat lengkap, aman, dan disiapkan sesuai dengan resep.
- Pemberian (Administration)
Memastikan bahwa pasien menerima obat sesuai resep dan memperoleh manfaat semaksimal mungkin dari terapi adalah tujuan tahap ini.
- Persiapan Obat: pastikan obat disiapkan menggunakan dosis, bentuk, dan label yang ditentukan.
- Identifikasi Pasien: untuk menghindari kesalahan resep, pastikan identitas pasien sesuai dengan resep.
- Pemberian Obat: berikan pasien atau keluarga obat dan penjelasan singkat tentang cara meminumnya.
- Edukasi Pasien: memberi edukasi kepada pasien tentang dosis, durasi penggunaan, penyimpanan, efek samping, dan tindakan pencegahan.
- Konfirmasi dan Dokumentasi: memastikan pasien mengetahui petunjuk dan catat pemberian obat untuk referensi dan pengawasan di masa mendatang.
- Pemantauan
Untuk mencapai tujuan terapeutik, tahap ini memastikan bahwa obat-obatan digunakan dengan aman dan efisien. Tahapnya meliputi:
- Pengkajian: mengumpulkan informasi tentang penggunaan obat dan reaksi pasien.
- Pemantauan Efek: memverifikasi kemanjuran pengobatan dan mengidentifikasi efek samping.
- Pharmacovigilance: menganalisis dan melaporkan efek samping yang parah.
- Evaluasi Kepatuhan: menilai kepatuhan pasien terhadap pedoman penggunaan obat.
- Tindak lanjut: memodifikasi pengobatan berdasarkan temuan penilaian.
- Program Pengendalian Resistansi Antimikroba
Mencegah dan mengendalikan penyebaran resistensi terhadap obat antimikroba, seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan antiparasit, merupakan tujuan dari program pengendalian resistensi antimikroba (AMR). Tahapan utama program ini yaitu:
- Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik yang tepat dan kemungkinan bahaya resistensi di antara pasien dan profesional medis.
- Penerapan Pedoman Penggunaan Obat: memberikan dan melaksanakan rekomendasi berbasis bukti untuk pengobatan antibiotik yang masuk akal, termasuk durasi pengobatan, dosis, dan pemilihan yang sesuai.
- Pengawasan Penggunaan Obat: memantau dan menilai bagaimana pengobatan antimikroba digunakan di masyarakat dan rumah sakit untuk menghindari penggunaan yang berlebihan atau penggunaan yang tidak tepat.
- Penyuluhan Kepada Tenaga Kesehatan: melatih perawat, dokter, dan apoteker tentang prosedur penggunaan antimikroba yang tepat, termasuk pengendalian infeksi dan pencegahan infeksi nosokomial.
- Deteksi dan Laporan Kasus Resistansi: mempermudah pengumpulan informasi tentang penyakit yang disebabkan oleh mikroba yang resistan dan memperbarui rekomendasi pengobatan saat resistensi muncul.
- Mendorong pengumpulan dan pelaporan informasi tentang penyakit yang disebabkan oleh mikroba yang resistan, dan revisi rekomendasi pengobatan saat resistensi muncul.
- Pengelolaan Infeksi dan Pencegahan: tekankan pentingnya perawatan luka, kebersihan tangan, dan penggunaan peralatan medis yang steril sebagai cara untuk menghindari infeksi.
- Kolaborasi Multidisiplin: untuk memerangi resistensi antibiotik secara efektif, kolaborasi multidisiplin harus dibangun dengan membentuk tim pengendalian infeksi yang terdiri dari dokter, apoteker, ahli mikrobiologi, dan profesional medis lainnya.
- Penelitian dan Pengembangan: dukung penelitian untuk menemukan pengobatan baru dan untuk melacak dan menciptakan pendekatan inovatif untuk mengelola resistensi antimikroba.
KESIMPULAN
Penggunaan obat adalah tindakan mengonsumsi atau memberikan zat atau komponen alami yang dimaksudkan untuk mendeteksi, mencegah, mengobati, atau meringankan gejala penyakit. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2021) menyatakan bahwasannnya pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat memiliki beberapa tahapan diantaranya: pengorganisasin, pemilihan, perencanaan dan pengadaan, penyimpanan, peresepan, penyiapan (dispensing), pemberian (administration), pemantauan dan program pengendalian resistansi antimikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
- Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO). Retrieved November 21, 2024, from https://sim.rsciremai.com/rsciremai/file_pdf/ebook/1d9f5618bb4f13ccc3d5bec8b8208672.pdf
- Prasetya, D. H., Isa, M., & Sutrisna, E. M. (2022). Analisis Efisiensi Pengelolan Obat Pada Rumah Sakit Tipe C Di Wilayah Surakarta. Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/98456
- Rachmad, & Ririn Windrati. (2018). Analisis Managemen Obat Dalam Upaya Efisiensi Dan Efektivitas Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St.Carolus Jakarta Tahun 2017. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 11(1), 801–805. https://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/58
Sumber Gambar :https://www.slideshare.net/slideshow/05-ppt-pelayanan-kefarmasian-penggunanan-obatbimbinganpptx/267440203
Penulis : Lia Farah Saliha_22416248201169_Farmasi UBP Karawang