
Sumber : https://images.app.goo.gl/v2TrSKDBMyurrAms8
Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sedang berkembang pesat. Salah satu teknologi yang sedang berkembang adalah pengembangan sensor berukuran kecil. Sensor ini dapat mengukur tanda vital, sehingga para medis dapat memeriksa atau melacak pasien tanpa perlu menunggu dokter yang tidak selalu hadir di rumah sakit. Selain itu, ini memudahkan petugas medis untuk memantau kondisi pasien secara rutin. Semua organ tubuh, termasuk organ penting seperti jantung dan otak, sangat membutuhkan oksigen untuk hidup dan bekerja dengan baik kekurangan oksigen dapat menyebabkan koma, gagal jantung, bahkan kematian. Sebuah alat yang dapat diakses di mana pun diperlukan untuk memantau kondisi paru-paru secara teratur. (Wijono, 2019).
Teknologi yang dikenakan telah menjadi salah satu kemajuan terbesar dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan di era sekarang. Perangkat wearable seperti smartwatch, tracker kebugaran, dan sensor yang terintegrasi dalam pakaian menjadi semakin populer karena kemajuan teknologi. Dengan kemajuan ini, ada peluang baru untuk memantau dan mengelola kesehatan seseorang secara real-time dengan teknologi yang dikenakan. Dengan teknologi ini, orang dapat memantau detak jantung, aktivitas fisik, kualitas tidur, dan faktor lain secara lebih mudah dan akurat. Selain itu, melalui teknologi ini, pengguna dapat mengakses informasi gaya hidup penting dan memutuskan bagaimana meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Contohnya adalah manajemen stres, kegiatan fisik, dan pola makan. (Kurniawan, 2023)
Komponen dan fungsi
Sensor adalah komponen utama dari perangkat pakaian ini ada berbagai macam sensor yang digunakan tergantung pada fungsi yang akan dilakukan perangkat. Dalam penelitian Arulmohi et al. (2017) menggunakan thermocouple berjenis semiconductor untuk mengukur suhu tubuh, satu photo sensor untuk mengukur saturasi oksigen dan denyut nadi, dan piezoresistive sensor yang ditempatkan di dada pasien untuk mengukur laju nafasnya. Namun, Sakphrom et al (2021) mengukur tekanan darah, denyut nadi, dan detak jantung dengan menggunakan sensor Photoplethysmography. Metode photoplethysmography ini menggunakan sinar yang direfleksikan dan ditransmisikan oleh jaringan tubuh untuk mengidentifikasi perubahan hemoglobin dalam darah. (Najikh, 2023)
Dalam tinjauan yang dilakukan oleh Al Bassam et al. (2021), sensor yang terdapat dalam perangkat pakaian dijelaskan dengan cukup rinci setelah melakukan fungsinya. Ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arulmohi. Mereka termasuk accelerometer yang digunakan untuk mendeteksi laju nafas, aktifitas gerak, dan lokasi, suhu untuk mendeteksi suhu kulit, GPS untuk mendeteksi lokasi dan tempat, elektrokardiogram (ECG) untuk mendeteksi detak jantung, laju nafas, dan denyut nadi istirahat, saturasi oksigen untuk mendeteksi, dan photoplethysmography (PPG) untuk mendeteksi detak jantung, laju nafas, saturasi oksigen, aktifitas gerak, dan denyut nadi istirahat (Al Bassam Sakphrom juga menggunakan sensor PPG ini saat membuat perangkat pakaian yang diujicobakan dalam penelitiannya. (Najikh, 2023)
Mekanisme kerja
Alat pakai ini tidak dapat berfungsi tanpa bantuan perangkat atau aplikasi lain. Komponen tambahan yang digunakan termasuk telepon pintar, koneksi internet atau Bluetooth, database, dan layar monitor yang digunakan untuk menampilkan dashboard data pasien. Sistem desain buatan dari wearable devices terdiri dari Wireless Body Area Sensor Network (WBSN), alat yang dirancang untuk mengukur parameter tanda-tanda vital pasien. Data dari alat ini dikirim dan ditampilkan ke dalam aplikasi yang ada di smartphone pasien. Selanjutnya, data dikirim ke pusat data (Web Server atau Cloud Database) melalui jaringan Internet dan WiFi. Tenaga kesehatan yang berada di rumah sakit dapat melihat data ini di layar dashboard yang dapat diakses (Sakphrom et al., 2021).

Sumber : https://images.app.goo.gl/PPb8sunSrzTxcCot7
Al Bassam (2021) membagi mekanisme kerja perangkat Wearable IoT menjadi tiga lapisan: Lapisan Wearable IoT, Lapisan Cloud, dan Lapisan Tampilan Mobile atau Layar (Al Bassam et al., 2021). Lapisan cloud juga berfungsi sebagai API (Application peripheral interface) yang menghubungkan Wearable IoT dengan Lapisan Tampilan Mobile atau Layar dan melindungi data dan menyimpannya dalam jaringan Cloudflare Gl. (Sakphrom et al., 2021).
Daftar Pustaka
Kurniawan A, 2023. Penerapan Teknologi Wearable dalam Kesehatan dan Keselamatan. Volume 3 (12).
Najikh A. U., Sukihananto. Kajian Pustaka : Penggunaan Wearable Divice pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 7.
Sakphrom, S., Limpiti, T., Funsian, K., Chandhaket, S., Haiges, R., & Thinsurat, K. (2021). Intelligent medical system with low-cost wearable monitoring devices to measure basic vital signals of admitted patients. Micromachines, 12(8).
Wijono, S. E., 2019. Pneumonia, Penyakit Paru yang Bisa Sebabkan Kematian. Tim Medis Klik Dokter. 20. 5
Penulis: Putri Azkyatun Nisa – 22416248201135 – FM22C – Farmasi UBP Karawang