Salah satu hal yang sangat penting dalam industri kesehatan adalah rantai pasokan farmasi. Keandalan produk obat sangat berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, industri ini menghadapi beberapa tantangan seperti pemalsuan obat, penipuan dalam distribusi, dan masalah dalam pelacakan asal-usul produk. Menurut informasi dari World Health Organization (WHO), sekitar 10% obat yang beredar di negara berkembang ternyata adalah palsu, dengan persentase yang bahkan bisa mencapai 30% di beberapa area (WHO, 2023). Dengan ditemukannya kesulitan ini, sangat penting untuk menemukan jalan keluar yang dapat meningkatkan tingkat keamanan dan keterbukaan dalam proses rantai pasokan farmasi.
Dalam situasi ini, teknologi blockchain telah menjadi alternatif yang menjanjikan. Blockchain, yang populer sebagai teknologi yang mendukung cryptocurrency, menyuguhkan ciri-ciri yang istimewa sepeti desentralisasi, keamanan, dan transparansi yang mampu menangani berbagai kendala dalam aliran pasokan. Dengan memanfaatkan teknologi ini, perusahaan farmasi dapat memastikan bahwa setiap langkah dalam proses distribusi bisa dilacak secara akurat, sehingga dapat mengurangi risiko pemalsuan dan penipuan.
Artikel ini hendak menjelajahi penggunaan teknologi blockchain dalam rantai pasokan farmasi, dengan mempertimbangkan cara di mana teknologi ini dapat meningkatkan tingkat keamanan serta transparansi. Selain itu, artikel ini turut menjelaskan mengenai rintangan yang dihadapi saat menerapkan teknologi blockchain bersama dengan manfaat yang bisa didapat dari pemanfaatannya. Dengan begitu, diharapkan bahwa artikel ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pihak-pihak terkait dalam industri farmasi mengenai signifikansi adopsi teknologi blockchain.
Definisi Blockchain
Blockchain merupakan teknologi penyimpanan data yang memfasilitasi penyimpanan informasi dalam blok-blok yang terhubung satu sama lain dalam rangkaian yang teratur. Setiap blok
mengandung data transaksi dan memiliki kode kriptografi yang eksklusif, sehingga membuatnya sulit untuk dimanipulasi atau dipalsukan. Menurut Nakamoto (2023), teknologi blockchain diciptakan untuk berjalan tanpa tergantung pada otoritas pusat. Hal ini menyebabkan sistem lebih aman dan transparan daripada sistem konvensional.
Dalam hal rantai pasokan farmasi, blockchain bisa dimanfaatkan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi sepanjang perjalanan produk, dari produsen sampai konsumen. Dengan cara begitu, semua pihak yang terlibat dalam rangkaian pasokan mampu mengakses informasi seragam serta memastikan keaslian dan keamanan produk yang mereka terima.
Karakteristik Utama Blockchain
- Desentralisasi
Salah satu ciri utama yang dimiliki blockchain ialah desentralisasi. Dalam sistem tradisional, data umumnya disimpan di server pusat, sehingga membuatnya rentan terhadap serangan siber dan manipulasi. Dengan hadirnya teknologi blockchain, data disimpan secara terdistribusi di berbagai node dalam jaringan. Hal ini tidak hanya meningkatkan tingkat keamanan, tetapi juga mengurangi risiko kehilangan data. (Tapscott & Tapscott, 2024).
- Keamanan
Keamanan merupakan salah satu fitur utama dari teknologi blockchain. Setiap kali transaksi dilakukan di blockchain, perlu diverifikasi oleh jaringan sebelum masuk ke dalam blok. Proses ini melibatkan penggunaan kriptografi yang andal, menyebabkan sulit untuk diubah atau dipalsukan (Zheng et al. , 2023). Dalam konteks rantai pasokan farmasi, tindakan ini sangat vital dalam mencegah tindakan pemalsuan obat.
- Transparansi
Ketransparanan di dalam blockchain memfasilitasi bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasokan untuk dapat melihat serta melacak setiap transaksi yang terjalin. Informasi ini tersedia secara real-time, mendukung peningkatan kepercayaan antara produsen, distributor, dan konsumen (Crosby et al. , 2023). Dengan tingkat transparansi yang tinggi, risiko penipuan dan ketidakpastian terkait kualitas produk bisa dikurangi.
Jenis-Jenis Blockchain
- Publik
Blockchain publik merupakan jenis blockchain yang dapat diakses oleh siapa pun. Sebuah contoh yang sangat terkenal adalah Bitcoin, di mana semua transaksi dapat dilihat oleh publik. Walaupun terdapat keunggulan dalam segi transparansi, blockchain publik juga memiliki kelemahan dalam hal privasi dan keamanan data (Narayanan et al. , 2023).
- Privat
Hanya pihak-pihak tertentu yang memiliki izin yang bisa mengakses blockchain privat. Jenis ini lebih sesuai untuk aplikasi bisnis yang butuhkan tingkat privasi yang lebih tinggi. Dalam urusan rantai pasokan farmasi, blockchain privat berfungsi untuk menjaga kerahasiaan data sambil memastikan keterbukaan informasi kepada pihak yang berwenang (Morrison, 2024).
- Konsorsium
Blockchain konsorsium adalah kombinasi antara blockchain publik dan privat, di mana hanya sekelompok organisasi yang dapat mengakses dan mengelola jaringan. Jenis ini memungkinkan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam rantai pasokan, seperti produsen, distributor, dan regulator, untuk meningkatkan keamanan dan transparansi (Swan, 2024).
Tantangan dalam Rantai Pasokan Farmasi
- Pemalsuan obat
Pemalsuan obat merupakan salah satu isu besar di dalam rantai pasokan farmasi. Berdasarkan laporan dari International Pharmaceutical Federation (FIP) tahun 2023, kira-kira 1 dari 10 obat yang beredar di negara berkembang adalah palsu. Tindakan pemalsuan ini dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan farmasi dan berpotensi membahayakan kesehatan pasien. Karenani, opo perlu tindakan sing efektif kanggo njaluk ndeleng masalah iki, salah sijining solusinya yaiku nginstal teknologi blockchain.
- Penipuan dalam distribusi
Penipuan yang terjadi dalam distribusi adalah tantangan besar yang dihadapi dalam rantai pasokan farmasi. Banyak kejadian di mana obat yang seharusnya disalurkan ke rumah sakit atau apotek justru dimanfaatkan secara tidak benar atau dijual ilegal di pasar gelap. Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, setiap detail transaksi di dalam rantai pasokan dapat dipantau dengan cermat guna mengurangi potensi kecurangan (Kumar et al. , 2024).
- Sulitnya melacak asal-usul produk
Kurangnya transparansi dalam rantai pasokan farmasi dapat menyulitkan pihak-pihak terkait dalam melacak asal-usul produk. Dampak dari situasi tersebut bisa memunculkan masalah serius, terutama ketika terjadi penarikan produk yang tidak aman dari peredaran. Dengan menggunakan teknologi blockchain, segala tahapan dalam distribusi dapat tercatat dan diakses dalam waktu nyata, sehingga mempermudah pelacakan dari mana suatu produk berasal (Chen et al., 2023).
- Ketidakpastian dalam kualitas produk
Ketidakpastian dalam kualitas produk juga menjadi masalah yang signifikan. Banyak konsumen yang tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kualitas dan keamanan produk yang mereka beli. Dengan adanya blockchain, informasi mengenai kualitas produk dapat disimpan dan diakses oleh semua pihak, sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang mereka konsumsi (Singh et al., 2024).
- Persyaratan hukum
Industri farmasi diatur oleh berbagai regulasi dan persyaratan hukum yang ketat. Penerapan teknologi blockchain dalam rantai pasokan harus mematuhi regulasi yang ada, yang seringkali
berbeda-beda di setiap negara. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa implementasi blockchain dapat memenuhi semua persyaratan hukum yang berlaku (European Medicines Agency, 2023).
- Standar industri
Selain regulasi, standar industri juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam penerapan blockchain. Setiap perusahaan farmasi harus memastikan bahwa sistem blockchain yang mereka gunakan sesuai dengan standar industri yang ditetapkan oleh badan pengatur. Hal ini akan membantu meningkatkan kepercayaan dan akseptabilitas teknologi blockchain dalam rantai pasokan farmasi (Pharmaceutical Research and Manufacturers of America, 2024).
Manfaat Blockchain dalam Rantai Pasokan Farmasi

Sumber : https://sdlccorp.com/post/benefits-of-blockchain/
- Melindungi data sensitif
Salah satu manfaat utama dari penerapan blockchain dalam rantai pasokan farmasi adalah peningkatan keamanan data. Dengan menggunakan teknologi kriptografi, informasi sensitif mengenai produk dan transaksi dapat dilindungi dari akses yang tidak sah. Hal ini penting untuk menjaga kerahasiaan data konsumen dan mencegah kebocoran informasi (IBM, 2023).
- Mencegah pemalsuan
Blockchain juga dapat membantu mencegah pemalsuan obat dengan menyediakan catatan yang tidak dapat diubah mengenai setiap transaksi yang terjadi dalam rantai pasokan. Dengan cara ini, semua pihak dapat memverifikasi keaslian produk sebelum menerima atau menjualnya (Baker, 2024).
- Melacak pergerakan obat
Dengan teknologi blockchain, setiap pergerakan obat dalam rantai pasokan dapat dilacak dengan mudah. Informasi mengenai asal-usul, perjalanan, dan status produk dapat diakses oleh semua
pihak yang terlibat. Hal ini tidak hanya meningkatkan transparansi, tetapi juga membantu dalam proses penarikan produk yang tidak aman (McKinsey & Company, 2023).
- Memberikan informasi real-time kepada konsumen
Blockchain juga memungkinkan penyediaan informasi real-time kepada konsumen mengenai produk yang mereka beli. Dengan adanya aplikasi berbasis blockchain, konsumen dapat memindai kode QR pada kemasan untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai asal-usul dan kualitas produk (Gartner, 2024).
- Mengurangi biaya
Implementasi blockchain dalam rantai pasokan farmasi dapat membantu mengurangi biaya operasional. Dengan otomatisasi proses verifikasi dan pelacakan, perusahaan dapat mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk mengelola rantai pasokan (Accenture, 2023).
- Mempercepat proses distribusi
Blockchain juga dapat mempercepat proses distribusi produk dengan menyediakan informasi yang akurat dan dapat diakses secara real-time. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengoptimalkan proses pengiriman dan memastikan bahwa produk sampai ke tangan konsumen dengan cepat dan aman (Forrester Research, 2024).
Tantangan Dan Hambatan Dalam Adopsi Blockchain
- Teknologi dan infrastruktur
Meskipun teknologi blockchain menawarkan banyak manfaat, tantangan dalam hal teknologi dan infrastruktur masih menjadi hambatan utama dalam adopsinya. Banyak perusahaan farmasi yang belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk menerapkan teknologi ini. Oleh karena itu, investasi dalam teknologi dan pelatihan sumber daya manusia menjadi sangat penting (PwC, 2023).
- Biaya implementasi
Biaya implementasi blockchain juga menjadi tantangan yang signifikan. Meskipun dalam jangka panjang blockchain dapat mengurangi biaya operasional, investasi awal untuk mengembangkan dan menerapkan sistem ini dapat menjadi beban bagi banyak perusahaan, terutama perusahaan kecil dan menengah (Boston Consulting Group, 2024).
- Resistensi dari pemangku kepentingan
Resistensi dari pemangku kepentingan juga dapat menghambat adopsi teknologi blockchain. Banyak perusahaan yang mungkin ragu untuk berinvestasi dalam teknologi baru karena ketidakpastian mengenai manfaat dan risiko yang terkait. Oleh karena itu, penting untuk melakukan edukasi dan memberikan informasi yang jelas mengenai keuntungan dari penerapan blockchain (KPMG, 2023).
Penulis :
Imelda Rosalinda – 22416248201078 – FM22E – Farmasi UBP Karawang
Referensi
- Baker, J. (2024). The Role of Blockchain in Pharmaceutical Supply Chains. Journal of Pharmaceutical Sciences.
- Boston Consulting Group. (2024). The Cost of Blockchain Implementation in Pharma.
- Chen, Y., et al. (2023). Blockchain Technology for Drug Traceability. Pharmaceutical Technology.
- Crosby, M., et al. (2023). Blockchain Technology: Beyond Bitcoin. Applied Innovation Review.
- European Medicines Agency. (2023). Regulatory Framework for Blockchain in Pharmaceuticals.
- FIP. (2023). Global Report on Pharmaceutical Counterfeiting.
- Forrester Research. (2024). The Future of Blockchain in Supply Chain Management.
- Gartner. (2024). Trends in Blockchain Technology for 2024 and Beyond.
- IBM. (2023). Securing Pharmaceutical Supply Chains with Blockchain.
- KPMG. (2023). The Resistance to Blockchain Adoption in Pharma.
- Kumar, R., et al. (2024). Distribution Fraud in the Pharmaceutical Industry. Journal of Business Ethics.
- McKinsey & Company. (2023). Enhancing Drug Traceability with Blockchain Technology.
- Morrison, A. (2024). Private vs. Public Blockchain in Pharma: A Comparative Study. Pharmaceutical Research.
- Narayanan, A., et al. (2023). Bitcoin and Cryptocurrency Technologies. Princeton University Press.
- Pharmaceutical Research and Manufacturers of America. (2024). Industry Standards for Blockchain Implementation.
- PwC. (2023). The Technology and Infrastructure Challenges of Blockchain in Pharma.
- Sing, H., et al. (2024). Quality Assurance in Pharmaceuticals with Blockchain. Journal of Pharmaceutical Innovation.
- Swan, M. (2024). Blockchain: Blueprint for a New Economy. O’Reilly Media.
- Tapscott, D., & Tapscott, A. (2024). Blockchain Revolution: How the Technology Behind Bitcoin Is Changing Money, Business, and the World. Penguin.
- Zheng, Z., et al. (2023). An Overview of Blockchain Technology: Architecture, Consensus, and Future Trends. IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics.
- Sumber gambar : Sumber : https://imilkom.usu.ac.id/?p=491