Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020, rumah sakit menyediakan layanan kesehatan lengkap, termasuk rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat, yang memerlukan fasilitas dan alat kesehatan yang memadai. Alat kesehatan harus memenuhi standar keamanan, kualitas, manfaat, dan keterjangkauan. Manajemen logistik kesehatan penting untuk pengelolaan fasilitas dan peralatan, sedangkan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) bertanggung jawab atas pengadaan, distribusi, dan pengawasan obat. Pengelolaan obat mencakup berbagai proses, seperti pemilihan, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, serta pengendalian dan evaluasi. Manajemen logistik kesehatan memastikan persediaan tersedia secara efektif dan efisien, serta meningkatkan efisiensi biaya dalam pelayanan kesehatan.
(Sumber : https://www.gpos.id/blog/langkah-mudah-kelola-stok-obat-di-apotek-untuk-tingkatkan-pelayanan/)
Pentingnya Pengelolaan Stok Obat yang Efisien
Pengelolaan obat, termasuk penyimpanan yang tepat, sangat penting untuk menjaga keamanan, kualitas, dan mencegah kerusakan, penyalahgunaan, serta pemborosan. Penyimpanan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan, pencurian, dan masalah stok yang berdampak pada efektivitas obat. Kapasitas gudang harus sesuai dengan jumlah obat untuk menghindari risiko kerusakan akibat kelebihan stok. Evaluasi penyimpanan dilakukan dengan memantau indikator seperti obat kedaluwarsa, stok mati, dan rasio perputaran obat (TOR). Tingginya obat kedaluwarsa menunjukkan kurangnya perencanaan dan pengelolaan yang optimal. Sistem penyimpanan yang memenuhi standar kefarmasian diperlukan untuk menjaga mutu dan keamanan obat. Manajemen obat yang efisien penting untuk mencegah kekurangan, penumpukan, dan kedaluwarsa. Regulasi kefarmasian mencakup stabilitas, keamanan, pencahayaan, ventilasi, penggolongan obat, dan sanitasi.
Tantangan dalam Pengelolaan Stok Obat di Rumah Sakit
Manajemen stok obat menjadi aspek fundamental dalam operasional rumah sakit, dan pemahaman yang mendalam tentang tantangan utama merupakan langkah awal dalam merancang strategi yang efektif. Penting untuk mengidentifikasi secara jelas beberapa faktor utama yang sering menyebabkan kekurangan stok dan kedaluwarsa obat.
- Fluktuasi Permintaan : Fluktuasi permintaan obat sering menjadi penyebab utama kekurangan stok, yang dapat dipengaruhi oleh faktor musiman, tren kesehatan masyarakat, atau perubahan dalam pedoman perawatan kesehatan. Memahami pola fluktuasi ini sangat penting untuk menentukan waktu dan jumlah penyesuaian yang diperlukan dalam persediaan obat.
- Ketidakseimbangan Pemesanan : Ketidakseimbangan dalam proses pemesanan, seperti jumlah yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, dapat menimbulkan masalah dalam pengelolaan stok. Penerapan strategi pemesanan yang tepat, seperti menyesuaikan frekuensi dan jumlah pemesanan dengan tingkat konsumsi yang sebenarnya, sangat penting untuk mencegah kekurangan atau kelebihan stok yang tidak diinginkan.
- Kurangnya Pemantauan Stok Real-time : Kesulitan dalam memantau stok secara real-time dapat menjadi tantangan besar. Tanpa informasi yang tepat mengenai tingkat persediaan, apotek mungkin kesulitan untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan permintaan atau kondisi stok yang mendesak. Oleh karena itu, penerapan sistem informasi manajemen (SIM) atau teknologi otomatisasi dapat membantu meningkatkan pemantauan stok secara real-time.
- Mengelola Kadaluarsa : Kadaluwarsa obat merupakan masalah serius yang dapat mengakibatkan pemborosan dan berpotensi membahayakan pasien. Memahami cara mengelola siklus kedaluwarsa, termasuk pemantauan dan rotasi stok secara teratur, merupakan bagian penting dari pengelolaan stok yang efisien.
Peran Sistem Informasi dalam Pengelolaan Stok Obat
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan solusi teknologi yang mempermudah pengelolaan berbagai aspek di rumah sakit, termasuk manajemen stok obat. Penggunaan sistem informasi terintegrasi menawarkan berbagai manfaat, di antaranya :
- Otomatisasi Pengelolaan Stok : SIM-RS dapat mengotomatiskan pengelolaan stok obat, mulai dari pencatatan penerimaan hingga pengeluaran obat untuk pasien. Hal ini membantu mengurangi risiko kesalahan manusia dan meningkatkan ketepatan penghitungan persediaan.
- Pemantauan Stok secara Real-Time : Dengan sistem yang terintegrasi, pengelolaan stok obat dapat dilakukan secara langsung dan akurat. Rumah sakit dapat memonitor stok yang ada dan segera melakukan pemesanan obat ketika persediaan mencapai batas minimum, sehingga dapat menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
- Penerapan Metode FIFO dan FEFO : Dalam sistem pengelolaan obat, prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) dapat diterapkan secara otomatis. FIFO memastikan obat yang pertama kali diterima akan digunakan terlebih dahulu, sedangkan FEFO memprioritaskan penggunaan obat yang memiliki tanggal kedaluwarsa lebih dekat. Penerapan kedua metode ini sangat penting untuk mencegah pemborosan akibat obat yang tidak terpakai dan kedaluwarsa.
- Laporan dan Analisis : Sistem informasi dapat menyediakan laporan dan analisis yang bermanfaat bagi manajemen rumah sakit. Laporan ini mencakup data terkait penggunaan obat, frekuensi pemakaian, serta analisis pola permintaan obat. Dengan informasi ini, rumah sakit dapat merencanakan pengadaan obat secara lebih efektif dan efisien.
- Pengurangan Pemborosan : Dengan pemantauan stok yang lebih efektif, rumah sakit dapat mengurangi pemborosan akibat obat yang tidak terpakai atau sudah kedaluwarsa. Sistem yang terhubung memungkinkan rumah sakit merencanakan persediaan obat sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Keuntungan Implementasi Sistem Informasi dalam Pengelolaan Obat
Implementasi sistem informasi dalam pengelolaan obat dapat memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
- Meningkatkan akurasi pengelolaan obat : Sistem informasi dapat membantu mengurangi kesalahan pengobatan.
- Meningkatkan efisiensi operasional : Sistem informasi dapat mengotomatiskan alur kerja dan mempermudah pengelolaan resep.
- Meningkatkan kualitas layanan pelanggan : Sistem informasi dapat membantu memberikan informasi yang relevan kepada pasien, seperti penggunaan obat, efek samping, dan interaksi obat.
- Meningkatkan transparansi harga obat : Pasien dapat mengetahui lebih awal terkait detail harga obat-obatan yang harus mereka tebus.
- Membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran : Sistem informasi dapat membantu mengetahui produk atau obat mana saja yang paling diminati masyarakat.
- Membantu memantau stok obat : Sistem informasi dapat membantu apoteker untuk mengetahui jumlah obat yang tersedia di apotek atau rumah sakit.
- Membantu mengelola data penerimaan, pendistribusian, dan pemberian obat : Sistem informasi dapat membantu mengelola data penerimaan obat dari pemasok, pendistribusian obat ke puskesmas, dan pemberian obat ke selain puskesmas.
Kesimpulan
Implementasi sistem informasi dalam pengelolaan stok obat di rumah sakit merupakan langkah krusial untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan persediaan. Dengan sistem yang terintegrasi, rumah sakit dapat meningkatkan akurasi pengelolaan stok, mengurangi pemborosan, serta memastikan obat yang tepat tersedia untuk pasien. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi di masa depan, diharapkan rumah sakit dapat memanfaatkan sistem ini lebih maksimal untuk memperbaiki pengelolaan obat dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Daftar Pustaka
- Andini, P., dan Paramita, A. (2023). Sistem Informasi Manajemen Pada Apotek Nugraha. Seminar Nasional Riset dan Inovasi Teknologi (SEMNAS RISTEK). 20-25.
- Cahyono, T. D., dan Hadikurniawati, W. (2023). Blockchain Untuk Aplikasi Iot Healthcare: Studi Literatur. DINAMIK. 28(2), 53-60.
- Gunawan, A. (2023). Pengantar Sistem Informasi Kesehatan. PT. Literasi Nusantara Abadi Grup : Malang.
- Nashiroh, A. D., Apriliyani, M., Mahardieka, C., dan Iswanto, A. H. (2024). Strategi Efektif Dalam Manajemen Logistik Kesehatan: Mengoptimalkan Stok Penyimpanan Obat Di Rumah Sakit. Indonesian Journal of Health Science. 4(3), 227-232.
- Sutopo, dan Devitra, J. (2021). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Persediaan Obat Pada RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Manajemen Sistem Informasi. 6(2), 232-245.
- https://www.gpos.id/blog/langkah-mudah-kelola-stok-obat-di-apotek-untuk-tingkatkan-pelayanan/
- https://expertindo-training.com/tantangan-dan-solusi-dalam-manajemen-stok-obat/
- https://teramedik.com/cenews/2022/11/03/pentingnya-sistem-informasi-apotek-untuk-pelayanan-farmasi-klinik-yang-optimal/#:~:text=Pentingnya%20Sistem%20Informasi%20Apotek%20Untuk%20Pelayanan%20Farmasi%20Klinik%20yang%20Optimal,-by%20teraMedik&text=Sistem%20informasi%20apotek%20bertujuan%20untuk,obat%20yang%20terorganisir%20secara%20digital
- https://mediaindonesia.com/teknologi/714229/10-manfaat-penggunaan-teknologi-informasi-dalam-industri-farmasi
- https://fmipa.unpak.ac.id/artikel/peran-teknologi-informasi-dalam-ekonomi-farmasi
- https://teramedik.com/cenews/2022/11/11/manfaat-implementasi-e-resep-di-era-digitalisasi-pelayanan-kesehatan/#:~:text=2.,sesaat%20setelah%20konsultasi%20dengan%20dokter
- https://aido.id/his/kemudahan-cek-obat-dan-inventaris-rumah-sakit-klinik/detail
- https://www.transcon-indonesia.com/id/blog/metode-fifo-fefo-lifo-dan-average#:~:text=Metode%20FEFO,maka%20semakin%20cepat%20keluar%20gudangnya.
- https://identimedical-com.translate.goog/automated-dispensing-systems-in-hospitals/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge#:~:text=Limbah%20dalam%20jumlah%20besar%20tidak,pasokan%20farmasi%20yang%20lebih%20berkelanjutan
- https://www.gpos.id/blog/langkah-mudah-kelola-stok-obat-di-apotek-untuk-tingkatkan-pelayanan
Penulis dan Afilasi
Nihal Shahifah / 22416248201140 / FM22D – Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang