Keamanan data pasien dalam sistem informatika farmasi sangat krusial, mengingat data medis yang sangat sensitif. Seiring kemajuan teknologi di sektor kesehatan, ancaman terhadap data pasien semakin beragam. Oleh karena itu, berbagai teknologi canggih diterapkan untuk melindungi informasi tersebut.
Teknologi Perlindungan Data Pasien
- Enkripsi Data (Data Encryption)
Enkripsi mengamankan data pasien dengan mengubah informasi menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca tanpa kunci dekripsi yang sah. Hal ini berlaku untuk data yang disimpan maupun data yang dikirim antara apotek dan rumah sakit, sehingga informasi tetap aman meski melalui jaringan yang tidak aman. Sebagai contoh, saat data pasien atau resep dikirim, data tersebut akan dienkripsi untuk mencegah akses yang tidak sah. - Otentikasi Multi-Faktor (MFA)
MFA menambahkan lapisan perlindungan dengan meminta verifikasi tambahan, seperti kode yang dikirim melalui SMS atau aplikasi autentikator. Dengan MFA, meskipun kata sandi dicuri, data tetap aman karena memerlukan faktor kedua untuk mengakses sistem. Staf farmasi diwajibkan menggunakan MFA untuk memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data pasien. - Virtual Private Network (VPN) dan Tunneling
VPN mengenkripsi koneksi antara perangkat pengguna dan server, menjaga data tetap aman meskipun melalui jaringan publik. Teknologi tunneling juga melindungi data saat dikirim. Apoteker atau staf medis yang bekerja dari lokasi yang berbeda dapat mengakses sistem farmasi dengan aman menggunakan VPN, melindungi data pasien. - Sistem Deteksi Intrusi (IDS)
IDS memantau jaringan dan aplikasi untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan memberi peringatan dini kepada administrator, memungkinkan respons yang cepat. Dalam konteks farmasi, IDS membantu memonitor akses ke data pasien dan mendeteksi pola yang mencurigakan, yang dapat menandakan pelanggaran atau kebocoran data. - Blockchain
Blockchain menyediakan pencatatan transaksi yang aman dan transparan. Teknologi ini digunakan untuk memverifikasi keaslian data medis dan mencegah manipulasi. Setiap transaksi tercatat dengan jelas, memastikan data resep atau pengobatan tidak bisa diubah tanpa jejak yang terlihat.
(Sumber : https://www.puskomedia.id/blog/keamanan-data-cloud-menjaga-integritas-dan-privasi-informasi/)
Tantangan Keamanan Data Pasien
- Penyalahgunaan Akses Data
Pengelolaan hak akses yang tidak tepat bisa menyebabkan penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak berwenang. - Ancaman Serangan Siber
Serangan siber seperti peretasan dan malware dapat merusak sistem dan mencuri data pasien. - Keterbatasan Infrastruktur
Banyak fasilitas kesehatan atau apotek yang masih menggunakan infrastruktur yang usang dan rentan terhadap ancaman siber. - Kepatuhan terhadap Regulasi
Mematuhi regulasi perlindungan data pribadi, seperti UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) di Indonesia, bisa menjadi tantangan, terutama bagi sistem farmasi yang terus berkembang.
Solusi untuk Keamanan Data Pasien
- Manajemen Akses dan Otentikasi
Penggunaan otentikasi dua faktor (2FA) dan hak akses berbasis peran membantu memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang dapat mengakses data pasien. - Pembaruan dan Pemeliharaan Keamanan
Sistem harus diperbarui secara berkala dengan patch keamanan terbaru, dan staf perlu dilatih untuk mengurangi risiko kebocoran data. - Kebijakan Perlindungan Data
Kebijakan yang jelas mengenai pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data pasien perlu diterapkan untuk menjaga keamanan informasi. - Audit Keamanan Berkala
Melakukan audit keamanan secara rutin untuk mengidentifikasi celah dan memastikan langkah-langkah perlindungan berfungsi dengan baik.
Keamanan data pasien sangat penting untuk melindungi informasi medis yang sensitif. Dengan teknologi seperti enkripsi, MFA, VPN, IDS, dan blockchain, data pasien dapat tetap terlindungi. Namun, tantangan seperti penyalahgunaan akses dan ancaman siber perlu dikelola dengan baik. Solusi seperti manajemen akses yang ketat, pembaruan sistem, kebijakan perlindungan data yang jelas, dan audit berkala dapat membantu menjaga data pasien tetap aman.
Referensi :
https://link.springer.com/journal/10916
(Sumber : https://www.kingston.com/id/blog/data-security/healthcare-hardware-encrypted-storage-truth)
Penulis :
Siti Nuraini Maulida (22416248201118) – FM22B, Fakultas Farmasi, UBP Karawang