Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan objek digital (seperti gambar, suara, atau informasi lainnya) dengan dunia nyata secara real-time, sehingga menciptakan pengalaman yang memperkaya persepsi kita terhadap lingkungan fisik di sekitar kita. Berbeda dengan Virtual Reality (VR) yang sepenuhnya menggantikan dunia nyata dengan dunia virtual, AR justru menambahkan elemen-elemen digital ke dalam dunia nyata yang dapat kita lihat dan interaksikan.
Secara sederhana, Augmented Reality dapat diartikan sebagai “realitas yang diperluas,” karena teknologi ini mengubah cara kita melihat dunia dengan menambah lapisan-lapisan informasi atau objek digital yang relevan.
Pemanfaatan Augmented Reality (AR) dalam edukasi farmasi telah menunjukkan potensi yang luar biasa dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa serta tenaga medis lainnya. Teknologi AR dapat membantu visualisasi konsep-konsep yang kompleks, meningkatkan interaksi, dan menyediakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan menarik. Transformasi digital perlu dilaksanakan demi kemajuan dalam dunia pendidikan karena akan menghasilkan sistem yang lebih baik dan peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan tinggi di Indonesia harus beralih ke era digital seperti yang dilakukan oleh negara-negara maju lainnya.
Dengan adanya transformasi digital, dibutuhkan suatu platform untuk diimplementasikan. Teknologi Augmented Reality (AR) dapat digunakan untuk membuat inovasi media pembelajaran praktikum yang interaktif dengan menghadirkan konten digital secara nyata. Melalui smartphone berbasis Android, teknologi AR bisa digunakan tanpa mengurangi inti dari materi yang disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh penerapan AR dalam edukasi farmasi:
- Visualisasi Struktur Molekul dan Obat
AR dapat digunakan untuk menampilkan simulasi interaksi obat dengan target biologis, seperti reseptor atau enzim. Ini membantu mahasiswa untuk memahami bagaimana obat bekerja dalam tubuh, yang sering kali sulit dipahami hanya dengan teks atau gambar 2D.

Sumber : https://images.app.goo.gl/TqDgr88UFxQ3bXj18
- Pengenalan Bentuk Sediaan Obat
AR memungkinkan mahasiswa untuk mengenali berbagai bentuk sediaan obat (tablet, kapsul, sirup, dll.) secara langsung dan melihat informasi tambahan seperti cara kerja obat, dosis, serta efek sampingnya hanya dengan memindai kemasan obat menggunakan perangkat AR.
Dalam praktik farmasi, pemahaman tentang cara pemberian obat yang benar sangat penting. Dengan AR, mahasiswa bisa dilatih bagaimana cara memberikan obat melalui berbagai rute (oral, intravena, dll.) dengan simulasi yang interaktif.
- Penyuluhan Obat dan Pendidikan Pasien
Teknologi AR dapat digunakan dalam memberikan edukasi kepada pasien terkait penggunaan obat yang benar. Misalnya, pasien bisa memindai kemasan obat dengan smartphone mereka dan mendapatkan instruksi tentang cara minum obat, waktu yang tepat, serta informasi tentang efek samping melalui elemen-elemen visual yang ditampilkan dalam AR.
- Pelatihan Klinis dan Simulasi Kasus
Dalam pelatihan klinis, AR memungkinkan mahasiswa untuk berlatih meresepkan obat berdasarkan kondisi pasien yang diberikan. Ini memberikan pengalaman langsung dalam proses pengambilan keputusan farmasi. Mahasiswa farmasi dapat belajar tentang pengelolaan obat dalam situasi tersebut tanpa harus terlibat langsung dengan pasien sungguhan.
- Augmented Reality dalam Laboratorium
Dalam pengajaran farmasi, AR dapat digunakan untuk mendemonstrasikan eksperimen laboratorium tanpa harus melibatkan bahan kimia berbahaya. Mahasiswa dapat mempraktikkan prosedur laboratorium dan melihat hasil eksperimen dalam lingkungan virtual yang aman.

Sumber : https://images.app.goo.gl/oxXGCbtDb1KLhaDg7
Secara keseluruhan, AR membuka peluang besar dalam dunia pendidikan farmasi dengan meningkatkan efektivitas, interaktivitas, dan kedalaman pembelajaran. Teknologi ini berpotensi merevolusi cara farmasi diajarkan dan dipahami.
Penulis :
Verani – 22416248201095 – FM22E – Farmasi UBP Karawang
Refferensi :
- K. Harto, “Tantangan Dosen Ptki Di Era Industri 4.0,” J. Tatsqif, vol. 16, no. 1, pp. 1– 15, 2018, doi: 10.20414/jtq.v16i1.159.
- N. I. Putri, Y. Herdiana, Z. Munawar, and R. Komalasari, “Teknologi Pendidikan dan Transformasi Digital di Masa Pandemi COVID-19,” J. ICT Inf. Commun. Technol., vol. 20, no. 1, pp. 53–57, 2021
- Z. Munawar, Y. Herdiana, Y. Suharya, and N. I. Putri, “Pemanfaatan Teknologi Digital Di Masa Pandemi Covid-19,” J. Teknol. Inf. Komun., vol. 8, no. 2, pp. 160–175, 2021.
- A. Hariawan, H. Hermawan, and R. Waluyo, “Pelatihan Augmented Reality (AR) Untuk Meningkatkan Keterampilan Guru,” Madani Indones. J. Civ. Soc., vol. 2, no. 1, pp. 47– 52, 2020, doi: 10.35970/madani.v2i1.107
- N. Nursakti, Anaguna, “PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF” J. Pengabdi. Masy. UNIPOL (Abdimas Unipol), vol. 1, no. 1, pp. 24–27, 2022.
- Sumber gambar : https://images.app.goo.gl/LBBC9pnTC3XYPWYE9