Sumber gambar : https://gudangilmu.farmasetika.com/5-tahap-perkembangan-obat-baru-hingga-dipasarkan/
Interaksi obat-obat (DDI) merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemberian perawatan medis rasional dan pemantauan pasca pemasaran. Ketika seseorang mengonsumsi dua atau lebih obat secara bersamaan atau berturut-turut, efek dari salah satu obat dapat dipengaruhi secara signifikan oleh obat lainnya, yang dikenal sebagai interaksi obat. Hal ini bisa mengakibatkan efek samping berbahaya, mengurangi efektivitas terapi, atau meningkatkan risiko toksisitas. Oleh karena itu, pengembangan basis data tentang interaksi obat menjadi sangat penting untuk membantu tenaga kesehatan dan pasien membuat keputusan klinis yang lebih aman.
Signifikansi dari interaksi obat dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan utama. Pertama, interaksi terjadi ketika dua obat diambil pada waktu yang bersamaan. Kedua, interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi proses penyerapan, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat lain, sehingga dapat mengubah efek farmakologis salah satu dari obat yang terlibat. Interaksi ini dapat terjadi di antara obat-obatan yang memiliki sifat terapeutik, antagonis, atau efek samping yang serupa.
Basis Data Interaksi Obat
Basis data yang kaya akan informasi mengenai interaksi obat (DDI) merupakan alat yang sangat berguna dalam proses peresepan, yang dapat memberikan peringatan kepada dokter dan apoteker mengenai potensi risiko dengan tepat waktu. Saat ini, terdapat beberapa sistem komersial yang fokus pada penyediaan informasi DDI yang lengkap dan profesional sebagai dukungan bagi pengambilan keputusan klinis. Namun, kurangnya mekanisme dan penjelasan manajemen yang memadai menyulitkan penyediaan panduan praktis untuk pengobatan yang rasional. Oleh karena itu, masih ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan database DDI yang komprehensif, profesional, dan memiliki akses terbuka guna meningkatkan pengambilan keputusan klinis serta keselamatan pasien.
Metode Pengembangan Basis Data
Basis data dapat dipahami sebagai sekumpulan data yang saling terkait (interrelated data) yang disimpan bersama dalam suatu media, tanpa saling menimpa atau tanpa kebutuhan untuk menduplikasi data. Jika terdapat duplikasi, maka harus seminimal mungkin dan terkontrol (controlled redundancy). Proses pengembangan melibatkan beberapa tahap, yaitu analisis kebutuhan pengguna (diagnosing), perancangan solusi (planning), implementasi (action), dan pengujian (evaluation) menggunakan alat evaluasi seperti System Usability Scale (SUS). Sistem ini juga diuji dalam lingkungan nyata, seperti rumah sakit mitra, untuk memastikan fungsionalitasnya.
Pentingnya Pengembangan Basis Data Interaksi Obat
- Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Pengembangan basis data ini berperan penting dalam mengurangi risiko interaksi obat yang berpotensi merugikan, terutama terkait dengan pemanfaatan resep elektronik (e-prescription) yang semakin umum diterapkan di rumah sakit dan apotek modern. Alat ini juga mendukung inovasi strategis seperti integrasi dengan Sistem Pendukung Keputusan Klinis (Clinical Decision Support Systems/CDSS).
- Manfaat bagi Pasien dan Tenaga Kesehatan
Sistem ini memungkinkan pasien dan apoteker untuk dengan mudah dan cepat memeriksa interaksi obat, baik untuk obat generik maupun paten. Dengan demikian, sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi waktu, tetapi juga mengurangi risiko kesalahan dalam pemberian obat.
Kesimpulan
Pengembangan basis data interaksi obat merupakan langkah penting untuk meningkatkan keamanan pasien sekaligus efisiensi layanan kesehatan. Dengan memanfaatkan teknologi modern seperti Clinical Decision Support Systems (CDSS) dan basis data relasional, sistem ini mampu menjadi solusi yang efektif dalam mengidentifikasi dan mencegah risiko interaksi obat. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk memperluas penerapan sistem ini dan menyempurnakan fitur yang ada agar semakin relevan dengan kebutuhan pengguna.
Referensi :
- Nurhayati, Rahayuningsih, Dewi, Indarwati. (2024). Peningkatan Pengetahuan Warga Mengenai Interaksi Obat Melalui Sistem Pakar di Dusun Singkil Parangjoro Grogol Sukoharjo. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 1, No. 6 Agustus 2024, Hal. 173-178. file:///C:/Users/user/Downloads/173-178.pdf
- Suryadi, Yulianto. (2020). Pengembangan Perangkat Lunak Pengolahan Data Farmasi Pada Klinik Kesehatan. INFOKES, Vol 10 No. 2, September 2020. file:///C:/Users/user/Downloads/1035-Article%20Text-1280-1-10-20210304.pdf
- Xiong, Yang, Yi, Wang, Wang, Zhu, Wu, Lu, et al. (2022). DDInter: an online drug–drug interaction database towards improving clinical decision-making and patient safety. Nucleic Acids Research, 2022, Vol. 50. https://academic.oup.com/nar/article/50/D1/D1200/6389535
- Perwinari, Sari. (2022). Perancangan Clinical Decision Support System (CDSS)untuk Drug Drug Interaction (DDI) pada e-Prescription. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Vol.12No. 4: 198-207. https://journal.ugm.ac.id/jmpf/article/view/74506/pdf
- Sumber gambar : https://ameera.republika.co.id/berita/qwtpwn463/pakar-efek-interaksi-obat-bisa-positif-atau-negatif
Shanaya – 22416248201083 – FM22B – Fakultas Farmasi