
Sumber:https://th.bing.com/th/id/OIP.LDrxiwHS3wylhYOBvjdWUwHaD4?w=295&h=180&c=7&r=0&o=5&pid=1.7
Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) membuka peluang besar di dunia farmasi. Chatbot berbasis AI kini menjadi alat yang semakin banyak dimanfaatkan untuk mendukung konsultasi obat, memberikan edukasi terkait kesehatan, dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi. Dengan memanfaatkan teknologi Natural Language Processing (NLP) dan Machine Learning (ML), chatbot farmasi dirancang untuk memberikan pengalaman komunikasi yang responsif, personal, dan akurat bagi pasien maupun tenaga kesehatan.
Chatbot adalah sebuah perangkat komputer yang dirancang untuk meniru percakapan seperti yang dilakukan oleh manusia. Dengan bantuan kecerdasan buatan, chatbot mampu memproses pesan dalam bentuk teks, suara, gambar, dan video, serta memberikan respons dalam format yang sama. Tidak seperti manusia, chatbot dapat beroperasi tanpa henti selama 24 jam dengan berbagai metode interaksi. Kehadiran chatbot menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi biaya layanan pelanggan sekaligus mendukung kelancaran operasional perusahaan. Saat ini, sekitar 80% pelaku bisnis di dunia telah mempertimbangkan penggunaan chatbot untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dalam bisnis mereka.
Chatbot dapat diakses kapan saja dan di mana saja, sehingga sangat berguna bagi pasien yang kesulitan mengakses layanan perawatan kesehatan tradisional karena kendala geografis, keuangan, atau mobilitas. Selain itu, chatbot dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi pengobatan dengan memberikan pengingat dan edukasi pengobatan secara teratur.

Meskipun chatbot ini mempunyai berbagai manfaat, penggunaan chatbot dalam farmasi juga memiliki tantangan. Salah satu kendala utama adalah keakuratan data yang digunakan untuk melatih algoritma chatbot. Basis data harus selalu diperbarui dan divalidasi agar informasi yang disampaikan tetap relevan. Selain itu, keamanan dan privasi informasi pasien merupakan isu kritis, mengingat chatbot sering kali mengakses data medis yang sensitif.
Terlepas dari tantangan tersebut, penggunaan chatbot farmasi terus berkembang. Contohnya, Warfarin Talk membantu pasien memahami penggunaan obat antikoagulan, sementara Ada Health Chatbot menggunakan algoritma ML untuk memberikan rekomendasi pengobatan yang dipersonalisasi berdasarkan data pasien, seperti riwayat medis dan gaya hidup.
Teknologi chatbot farmasi adalah langkah besar dalam transformasi layanan kesehatan digital. Walaupun tidak dirancang untuk menggantikan peran apoteker, chatbot ini menjadi alat pendukung yang signifikan dalam memberikan informasi kesehatan secara cepat dan tepat. Dengan integrasi lebih lanjut ke dalam sistem kesehatan, seperti rekam medis elektronik, chatbot farmasi memiliki potensi besar untuk menjadi solusi layanan kesehatan modern.
Reference:
- A. A. Dwi R, F. Imamah, Y. M. Andre S, dan Andriansyah, “APLIKASI CHATBOT (MILKIBOT) YANG TERINTEGRASI DENGAN WEB CMS,” hlm. 2–2, Okt 2018.
- Gambar 1: https://th.bing.com/th/id/OIP.LDrxiwHS3wylhYOBvjdWUwHaD4?w=295&h=180&c=7&r=0&o=5&pid=1.7
- Gambar 2: Pengembangan Pemrograman Chatbot Bisnis Robot Chatbot Memegang Gelembung Obrolan Di Tangan Bot Virtual Online Dengan Ai Memilih Opsi Jawaban Di Messenger Atau Jejaring Sosial Bot Obrolan Ai Mengobrol Dengan Pelanggan Ilustrasi Stok – Unduh Gambar Sekarang – iStock
- Ramadhani C. N. 2023. Chatbots in Pharmacy: A Boon or a Bane for Patient Care and Pharmacy Practice?. SciPhar Volume 2, Issue 3, Page 1-23.
Penulis: Nisrina Firyal H. – FM22C – Farmasi UBP Karawang