
Sumber:https://www.softwareseni.co.id/blog/mobile-health-applications-mhealth
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mobile health (mHealth) telah muncul sebagai solusi inovatif untuk mendukung pengelolaan penyakit kronis. mHealth mencakup berbagai aplikasi kesehatan yang dapat digunakan melalui perangkat mobile, seperti ponsel pintar dan tablet. Teknologi ini menawarkan berbagai fitur, mulai dari pengingat jadwal minum obat, pelacakan kondisi kesehatan, hingga akses informasi medis yang relevan. Dengan mHealth, pasien dapat lebih mudah terlibat dalam proses perawatan mereka, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kepatuhan terhadap terapi, dan memperbaiki komunikasi dengan tenaga medis. Intervensi berbasis mHealth juga memiliki potensi untuk mengatasi beberapa hambatan utama dalam pengelolaan penyakit kronis, seperti keterbatasan waktu pasien untuk berkonsultasi secara langsung dan akses yang terbatas ke layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mHealth dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi, yang pada gilirannya berkontribusi pada hasil pengobatan yang lebih baik. Meskipun potensinya besar, implementasi mHealth juga menghadapi tantangan, seperti hambatan teknologi, keterbatasan infrastruktur, dan tingkat literasi digital yang beragam di kalangan pasien. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana teknologi ini dapat diintegrasikan secara efektif dalam sistem kesehatan.
Konsep Dasar Mobile Health (mHealth)

Sumber: https://Linkedin.com
Mobile health (mHealth) adalah penggunaan teknologi komunikasi dan perangkat mobile, seperti ponsel pintar, tablet, dan perangkat wearable, untuk mendukung layanan kesehatan. mHealth mencakup berbagai aplikasi yang dirancang untuk membantu pasien dan tenaga medis dalam mengakses informasi kesehatan, memantau kondisi kesehatan, dan meningkatkan manajemen pengobatan. Aplikasi ini sering kali dilengkapi dengan fitur-fitur seperti pengingat minum obat, pelacakan aktivitas fisik, konsultasi virtual, hingga edukasi kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mHealth telah berkembang pesat dan menjadi bagian penting dari sistem kesehatan. Aplikasi mHealth kini tidak hanya digunakan untuk mencatat data kesehatan individu, tetapi juga untuk mendukung diagnosis, memberikan terapi, dan meningkatkan komunikasi antara pasien dengan penyedia layanan kesehatan. Misalnya, pasien dengan diabetes dapat menggunakan aplikasi untuk memonitor kadar gula darah mereka, sementara pasien hipertensi dapat memanfaatkan fitur pengingat obat.
Peran mHealth dalam pengelolaan penyakit kronis sangat signifikan. Penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, atau hipertensi, memerlukan perawatan yang berkelanjutan dan pemantauan rutin. Di sinilah mHealth menjadi alat yang sangat bermanfaat. Dengan aplikasi mHealth, pasien dapat lebih mudah mengelola kondisi mereka secara mandiri, memantau gejala, dan menjaga kepatuhan terhadap terapi yang diresepkan dokter. Selain itu, aplikasi ini membantu pasien untuk mendapatkan informasi yang relevan dan terkini tentang penyakit mereka, sehingga meningkatkan literasi kesehatan. Melalui teknologi mHealth, pasien juga dapat menghubungi tenaga medis secara lebih cepat jika ada masalah. Hal ini memungkinkan intervensi dini dan mengurangi risiko komplikasi. Dengan perkembangan teknologi yang terus meningkat, mHealth memiliki potensi besar untuk merevolusi cara kita mengelola penyakit kronis secara lebih efisien dan efektif.
Kepatuhan Terapi pada Penyakit Kronis
Kepatuhan terapi adalah sejauh mana pasien mengikuti instruksi atau rekomendasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan, termasuk jadwal minum obat, pola makan yang disarankan, atau perubahan gaya hidup yang diperlukan. Pada pasien dengan penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, kepatuhan terapi sangat penting untuk mencegah komplikasi, memperbaiki kualitas hidup, dan meningkatkan efektivitas pengobatan. Ketidakpatuhan terhadap terapi dapat menyebabkan perburukan kondisi, peningkatan biaya kesehatan, dan risiko rawat inap yang lebih tinggi.
Kepatuhan terapi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal:
- Faktor Internal
Motivasi dan kesadaran pasien, Pasien yang memahami pentingnya terapi cenderung lebih patuh. Keyakinan terhadap pengobatan, Jika pasien percaya bahwa pengobatan akan memberikan manfaat, mereka lebih mungkin untuk mengikuti terapi. Kondisi psikologis, Stres, depresi, atau kecemasan dapat menghambat kemampuan pasien untuk mematuhi terapi. Kemampuan kognitif, Pasien lanjut usia dengan gangguan memori mungkin kesulitan mengingat jadwal terapi.
- Faktor Eksternal
Akses terhadap layanan kesehatan, Jarak ke fasilitas kesehatan atau biaya pengobatan yang tinggi dapat menjadi kendala. Dukungan sosial, Dukungan dari keluarga atau teman dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Komunikasi dengan tenaga kesehatan, Instruksi yang jelas dan mudah dipahami sangat membantu pasien. Kemudahan pengobatan, Terapi yang kompleks atau memerlukan banyak langkah cenderung menurunkan tingkat kepatuhan.
Meskipun penting, meningkatkan kepatuhan terapi tidak mudah. Beberapa tantangan utama meliputi kurangnya pemahaman pasien tentang penyakitnya, kebosanan dalam menjalankan terapi jangka panjang, dan stigma terhadap penyakit kronis. Selain itu, masalah keuangan atau keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan juga menjadi kendala yang signifikan. Upaya untuk mengatasi tantangan ini mencakup edukasi pasien, penyediaan teknologi pendukung seperti aplikasi mobile health, dan peningkatan komunikasi antara pasien dan tenaga medis. Dengan mengatasi hambatan ini, kepatuhan terapi pada pasien penyakit kronis dapat ditingkatkan, sehingga memberikan manfaat jangka panjang bagi pasien dan sistem kesehatan secara keseluruhan.
Intervensi Berbasis Mobile Health untuk Mendukung Kepatuhan Terapi
Teknologi mobile health (mHealth) dirancang untuk membantu pasien mematuhi terapi melalui fitur-fitur berikut:
- Pengingat Obat: Aplikasi mHealth dapat mengirimkan notifikasi atau alarm untuk mengingatkan pasien mengambil obat pada waktu yang tepat. Fitur ini sangat membantu, terutama bagi pasien dengan jadwal terapi yang kompleks.
- Pelacakan Kesehatan: mHealth memungkinkan pasien mencatat data kesehatan mereka, seperti tekanan darah, kadar gula darah, atau berat badan. Data ini dapat diakses oleh pasien dan tenaga kesehatan untuk memantau kondisi secara real-time.
- Edukasi Pasien: Aplikasi sering menyediakan materi edukasi tentang penyakit, pentingnya terapi, dan gaya hidup sehat. Informasi ini meningkatkan literasi kesehatan pasien, sehingga mereka lebih memahami peran mereka dalam pengelolaan penyakit.
Beberapa aplikasi mHealth telah terbukti efektif dalam pengelolaan penyakit kronis diantaranya MySugr. Aplikasi ini dirancang untuk membantu pasien diabetes mencatat kadar gula darah, menghitung asupan karbohidrat, dan memberikan laporan kesehatan yang mudah dipahami. Medisafe. Aplikasi pengingat obat yang membantu pasien mematuhi jadwal pengobatan dan memungkinkan berbagi data dengan anggota keluarga Heart Habit. Aplikasi ini digunakan untuk mengelola hipertensi dengan memantau tekanan darah dan memberikan saran berbasis gaya hidup sehat.
Kesimpulan
Intervensi berbasis mobile health (mHealth) memiliki peran penting dalam mendukung kepatuhan terapi pada pasien penyakit kronis. Dengan fitur seperti pengingat obat, pelacakan kesehatan, dan edukasi pasien, mHealth membantu pasien untuk menjalankan terapi secara lebih teratur dan memahami pentingnya pengelolaan penyakit mereka. Contoh aplikasi seperti MySugr, Medisafe, dan Heart Habit telah menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan kepatuhan dan hasil kesehatan pasien.
Penulis dan Afiliasi
Indah Marliana _22416248201063_FM22C_Fakultas Farmasi UBP Karawang
Daftar Pustaka
- Efendi, D., & Sari, D. (2017). Aplikasi Mobile†“Health sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Keperawatan Anak dengan Penyakit Kronis pada Setting Home Hospital. Jurnal Keperawatan Indonesia, 20(1), 1-8.
- Febiarthy, A., & Martha, E. (2023). Penggunaan Mhealth Pada Pasien Pasca Rawat Inap Penyakit Kronis: Literature Review. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung, 15(2), 294-307.
- Juliani, E., Yari, Y., & Rosliany, N. (2024). Efektivitas Penggunaan Mobile Health Pada Manajemen Mandiri Diabetes Melitus Tipe Ii: A Scoping Review. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 19(1), 29-41.
- Rosdiana, A. I., Raharjo, B. B., & Indarjo, S. (2017). Implementasi program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis). HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(3), 140-150.
Penulis: Indah Marliana – 22416248201063 – FM22C – Farmasi UBP Karawang