Rumah Sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang berfungsi untuk merawat dan mengobati pasien dengan baik. Karena banyaknya aktivitas yang dilakukan, Rumah Sakit menyimpan banyak data dan informasi. Data tersebut mencakup seluruh kegiatan organisasi, sehingga harus dikelola dengan baik agar tidak hilang. Informasi ini digunakan oleh Rumah Sakit sebagai dasar pengambilan keputusan, baik untuk tindakan medis maupun untuk keperluan operasional organisasi. (Septian & Kunang, 2024)
Saat ini, kebutuhan akan teknologi informasi untuk mendukung bisnis dalam menjalankan prosesnya dengan cepat dan efisien semakin meningkat. Dengan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan, organisasi dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuannya. Dalam dunia bisnis, teknologi informasi menjadi aset yang sangat penting. Namun, penggunaannya tidak hanya membawa keuntungan, tetapi juga menimbulkan risiko yang dapat merugikan organisasi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keamanan data yang terkandung dalam teknologi informasi, terutama data penting, agar dapat diandalkan baik oleh pihak internal maupun eksternal. Organisasi yang menggunakan teknologi informasi perlu memiliki kemampuan untuk mengelola risiko serta memastikan sistem informasi berjalan dengan baik tanpa mengganggu operasional bisnis yang bisa menyebabkan kerugian. (Saputri et al., 2024)
Teknologi informasi memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan efisiensi operasional, mempermudah akses informasi, dan meningkatkan kualitas layanan untuk pasien. Salah satu contoh penerapan teknologi informasi di rumah sakit adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). SIMRS digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas operasional dan pengelolaan data di rumah sakit. (Putra & Hendrawan, 2024)
SIMRS adalah sistem teknologi informasi yang berfungsi untuk memproses dan mengintegrasikan seluruh proses pelayanan di rumah sakit. Sistem ini mencakup koordinasi, pelaporan, dan administrasi dalam satu jaringan, sehingga informasi dapat diperoleh dengan tepat dan akurat. Sebagai bagian dari Sistem Informasi Kesehatan, penerapan SIMRS sangat penting untuk mengintegrasikan semua data yang dihasilkan selama proses pelayanan. Dengan SIMRS, rumah sakit dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan, berkat kelancaran arus informasi dari berbagai kegiatan operasional. (Putri & Arifah Devi Fitriani, 2022)
Sumber : https://images.app.goo.gl/uFo925HL86ouDXhe9
Manajemen risiko adalah proses menganalisis dan mengendalikan risiko yang ada di suatu perusahaan atau organisasi. Tujuannya adalah melindungi perusahaan dan meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan, terutama dari risiko tinggi yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Risiko yang sering terjadi terkait data dan keamanan teknologi informasi meliputi kerusakan perangkat keras dan lunak, serangan malware, virus komputer, spam, penipuan, dan phishing, serta kesalahan manusia. Dalam keamanan sistem informasi, ada tiga aspek penting yang harus dijaga, yaitu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability). (Putra & Hendrawan, 2024)
Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu manajemen risiko keamanan sistem informasi. Metode ini berguna untuk menilai dan mengelola risiko secara sistematis. Dengan FMEA, kita dapat menganalisis dan mengidentifikasi potensi kegagalan serta menyusun daftar prioritas risiko. Hal ini membantu menentukan masalah yang paling mendesak untuk diselesaikan. FMEA juga memungkinkan identifikasi dan penilaian terhadap jenis kegagalan, penyebabnya, dan dampaknya sebelum kegagalan tersebut terjadi. Hasil analisis ini memberikan peringkat berdasarkan tingkat risiko dan kemungkinan terjadinya kegagalan. (Putra & Hendrawan, 2024)
Dengan manajemen risiko yang diterapkan dengan baik, termasuk menggunakan metode seperti FMEA, organisasi dapat lebih siap untuk mengenali dan mengatasi potensi kegagalan. Langkah ini tidak hanya mengurangi dampak buruk dari risiko, tetapi juga menjaga kelancaran operasional, melindungi aset perusahaan, dan memastikan tujuan organisasi dapat tercapai dengan optimal. Pengelolaan risiko yang terstruktur dan terarah menjadi faktor penting untuk menjaga keberlanjutan dan kesuksesan organisasi di tengah berbagai tantangan yang semakin rumit. (Putra & Hendrawan, 2024)
Penulis : Hana Taqqiyatul Labibah – 22416248201097 – FM22B – Fakultas Farmasi
Referensi :
Putra, I. P. A. S., & Hendrawan, I. K. R. (2024). Analisis Manajemen Risiko SIMRS pada Rumah Sakit Ganesha Menggunakan ISO 31000. Jurnal Teknologi Dan Informasi, 14(1), 88–98. https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jati/article/view/12329
Putri, R. K., & Arifah Devi Fitriani, A. (2022). Hot-Fit Model pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSUD Pariaman. Journal of Health and Medical Science, 10–20. https://www.pusdikra-publishing.com/index.php/jkes/article/view/571
Saputri, S. N., Salisah, F. N., Maita, I., & Rozanda, N. E. (2024). Penggunaan Metode FMEA dalam Penilaian Manajemen Risiko Keamanan Sistem Informasi Rumah Sakit. Jurnal Inovtek Polbeng Seri Informatika, 9(1). http://103.174.114.133/index.php/ISI/article/view/3951
Septian, E., & Kunang, Y. N. (2024). Analisis Manajemen Resiko Teknologi Informasi Institusi Kesehatan (Studi Kasus Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang). Jurnal Restikom: Riset Teknik Informatika Dan Komputer, 6(1), 194–202. https://restikom.nusaputra.ac.id/article/view/293
